REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi partai pendukung pemerintah dinilai menjadi faktir utama isu reshuffle kabinet jilid II. PAN tidak akan mendukung pemerintah jika tidak ada jatah kursi di pemerintahan.
"Reshuffle kabinet yang mulai nyaring terdengar kembali belakangan ini, mengisyaratkan kemungkinan korelasi yang positif antara pernyataan publik ketum PAN dan reshuffle kabinet," kata Siti Zuhro dalam pesan singkatnya, Ahad (8/11). Sebelumnya Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan menegasan jika partainya bergabung menjadi pendukung pemerintahan Jokowi-JK.
Keputusan PAN mendukung pemerintah, kata dia, tak akan ada tanpa kejelasan jatah kursi PAN di pemerintahan. "Karena tak ada 'makan siang' yang gratis, Jokowi tampaknya juga akan mengakomodasi atau merekrut kader PAN (ke) dalam pemerintahan," papar dia.
Dengan demikian, kata dia, ada perbedaan motivasi reshuffle jilid I dan jilid II. Reshuffle Kabinet Kerja jilid II lebih didorong pertimbangan politik. Ini karena suara PAN sangat diperlukan Jokowi di parlemen.