REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara PT Dirgantara Indonesia akan segera meluncurkan pesawat N219. Pesawat berkapasitas penumpang 19 orang tersebut akan segera dilaunching pada 10 November mendatang.
"Pesawat N219 ini merupakan regenerasi dari senior-senior kami yang sudah akan pensiun," kata Direktur PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso, Ahad (1/11).
Ia mengatakan, pesawat N219 merupakan regenerasi karena insinyur perancangnya adalah tenaga dari Indonesia.
Budi mengatakan, pesawat N219 merupakan teknologi terbaru PT DI. Pasalnya, semua produksi dilakukan secara digital.
"N219 ini mengikuti teknologi baru yang semuanya digital. Cara produksinya tidak lagi menggunakan prototipe seperti N250. Jadi kita bikin satu modul yang disatukan dan itu satu hal yang baru," kata Budi.
Menurut Yuddy, saat ini 80 persen sudah siap untuk dilaunching. Dia berharap dalam waktu kurang dari satu bulan sudah bisa ditampilkan di depan semua orang.
"Intinya kita sudah siap untuk launching, tapi kapannya, kami menunggu dari presiden. Karena kami ingin agar test pilot ini disaksikan oleh presiden," kata Budi.
Terkait pemasaran, Budi mengatakan, pihaknya belum mau memberikan penawaran. Karena masih menunggu untuk tes pilot.
"Setelah test pilot baru kami akan pasarkan. Yang jelas patokan harganya sekitar 5 juta dolar AS, setara dengan pesawat di Kanada," kata Budi.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negar dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi berharap agar N219 bisa diproduksi. Menurutnya, pesawat ini cocok untuk daerah seperti Papua yang hanya bisa dilalui dengan jalur udara.
"Untuk itu, dibutuhkan peran pemerintah daerah juga seperti gubernur untuk memasarkan ini. Karena pesawat ini sangat berguna untuk daerah-daerah yang hanya bisa dilalui dengan jalur udara seperti Papua," kata Yuddy.