Ahad 01 Nov 2015 20:20 WIB

Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan Belum akan Ditarik

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam satuan tugas penanggulangan bencana asap tiba di Lapangan Udara (Lanud) Palembang, Sumsel, Kamis (22/10).
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam satuan tugas penanggulangan bencana asap tiba di Lapangan Udara (Lanud) Palembang, Sumsel, Kamis (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Tatang Sulaiman, mengaku belum akan menarik Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, yang sebelumnya dikirimkan dari Jakarta. Setidaknya ada sekitar 3.000 lebih prajurit yang telah dikirim untuk membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Sumatra dan Kalimantan.

Pengiriman pasukan itu pun dilakukan lewat dua gelombang. Gelombang terakhir, yang menggantikan 1.059 prajurit sebelumnya, telah dikirimkan pada awal pekan lalu. Namun, Mabes TNI belum memiliki rencana untuk menarik pasukan tersebut, yang terdiri dari berbagai kesatuan seperti Marinir TNI AL dan Kostrad TNI AD.

"Itu (masa tugas Satgas Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan) masih lanjut sampai selesai. Untuk gelombang kedua, kami alokasikan waktu sekitar satu hingga dua bulan bisa sudah selesai," ujar Tatang saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (1/11).

Rencananya, Satgas Penangananan Kebakaran Hutan dan Lahan TNI ini memiliki masa tugas selama 45 hari dan akan terus dirotasi. Kebijakan ini diambil Mabes TNI lantaran pertimbangan kondisi kesehatan yang dialami prajurit dalam upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan tersebut.

Tatang menambahkan, hujan yang mulai mengguyur daerah yang terdampak kabut asap, seperti Kalimantan, Sumatera Selatan, dan Riau, akan sangat membantu dalam upaya pemadaman kebakaran tersebut. Hujan itu diharapkan sudah bisa memadamkan titik api yang berada di permukaan lahan gambut.

"Nanti pemadaman apinya sudah tidak terlalu berat, yang di permukaan biasanya sudah mati kalau ada hujan. Nah tinggal memadamkan yang ada di bawah permukaan gambut itu. Mungkin itu yang agak lama," ujar Tatang.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sudah ada penurunan titik api di sekitar wilayah Sumatera dan Kalimantan. Jika sebelumnya titik api mencapai 2.218 titik, maka terhitung pada Sabtu (31/10) lalu, hanya ada sekitar 402 titik. Penyebabnya karena ada hujan, baik hujan buatan atau hujan alami, yang sudah turun secara merata di sekitar Sumatra dan Kalimantan dalam lima hari terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement