REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa lahan gambut yang terbakar di beberapa daerah khususnya Jambi karena faktor kesengajaan.
"Ya sudah jelas, terbakarnya banyak, ya di bakar," kata Jokowi, saat kunjungan kerjanya ke Jambi terkait penanganan kabut asap di daerah itu, Jumat (30/10).
Jokowi mengatakan berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa provinsi. Upaya pemadaman yang sudah dilakukan yakni dengan mengerahkan 11 ribu anggota TNI dan Polri baik pemadaman lewat darat dan udara.
"Kita kerahkan TNI 11 ribu, Polri juga sama, jadi TNI-Polri 22 ribu ini pemadaman yang di darat. Yang dari atas ada waterbombing. Dan kita juga sudah dibantu dari beberapa negara," kata Jokowi.
Namun upaya pemadaman itu, katanya, tidak semudah yang dibayangkan apalagi kebakaran terjadi di lahan gambut yang kedalamannya mencapai lima meter.
"Yang terbakar banyak gambut, tidak semudah yang kita bayangkan, karena apa, karena luasnya yang jutaan, semuanya 1,7 (juta hektare). Ini bukan kebakaran hutan, tapi lahan gambut yang sampai lima meter (dalamnya)," katanya menjelaskan.
Sebab itu, kata Jokowi, lebih ditekankan kepada pembuatan hujan buatan. "Sebelumnya memang tidak ada awan, itu ditabur garam berapa pun sulit. Tetapi kini awannya sudah mulai banyak, sehingga terus ditabur. Tidak hanya pesawat Cassa tapi yang Hercules juga di kerahkan untuk menabur garam di atas," katanya.
Kunjungan Jokowi ke Jambi terkait penanganan kabut asap oleh pemerintah setempat. Jokowi juga mengunjungi SDN 181 Kota Jambi yang menjadi percontohan sekolah aman asap yang digagas Kementerian Pendidikan. Selain itu, Jokowi juga mengunjungi orang rimba di Taman nasional Bukit Duabelas (TNBD) Kabupaten Sarolangun yang keluar hutan karena terdampak asap.