Jumat 23 Oct 2015 21:00 WIB

Dua Kapal Perang Sudah Berangkat Evakuasi Korban Asap

Rep: c07/ Red: Esthi Maharani
Kabut asap menyelimuti Pekanbaru, Riau, Ahad (11/10).
Foto: Antara
Kabut asap menyelimuti Pekanbaru, Riau, Ahad (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Satuan Angkatan Laut, Laksamana Ade Supandi mengatakan TNI Angkatan Laut sudah memberangkatkan dua kapal perang untuk tempat evakuasi korban asap akibat kebakaran lahan dan hutan (karhutla) terutama untuk para korban rentan seperti anak dan bayi di Sumatera dan Kalimantan.

"Sudah diberangkatkan dua kapal jenis landing platform dock (LDP), yaitu KRI Banda Aceh-593 dan KRI Teluk Jakarta. Kapal tersebut berangkat dari Kolinamil Jakarta menuju Banjarmasin," jelas Ade di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (23/10).

Ade menuturkan, TNI AL memiliki ‎empat kapal jenis LPD. Nantinya, jika memang kebutuhan penampungan meningkat, maka dua KRI jenis LPD lainnya, yakni KRI Makassar dan KRI Banjarmasin juga akan diperbantukan.

Selain itu, sambung dia, TNI AL juga sudah mempersiapkan KRI Suharso-990 beserta timnya yang lengkap untuk membantu penanganan evakuasi. Mengingat, KRI itu memang kapal yang dikhususkan untuk perawatan dan penanganan korban layaknya di rumah sakit.

"Tentu juga Panglima TNI sudah siapkan KRI‎ Soeharso beserta tim dokternya lengkap. Terutama bantu penanganan korban ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)," ujar Ade.

Teknisnya, kapal akan bergerak sesuai dengan kebutuhan di sembilan provinsi yang terkena dampak. Para korban yang akan dievakuasi, nantinya dijemput menggunakan sistem kapal Landing Crap Utillity yakni para penumpang akan dijemput dan diangkut ke atas kapal yang berada tengah lautan untuk bisa mendapatkan perawatan dan udara yang lebih segar.  

"Kapasitas angkut menggunakan landing crap utillity bisa mencapai 100 sampai 150 orang. Tapi untuk kebutuhan urgent bisa pake helikopter juga," jelasnya.

Nantinya, bila sudah mulai membaik mereka akan dikembalikan lagi ke darat dan bergantian dengan korban lainnya di darat yang juga butuh penanganan. Ketika ditanyakan berapa lama kapal akan beroperasi, Kasal belum bisa memastikan berapa lama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement