REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Proyek kereta gantung yang diusung Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan memasuki tahap pembangunan prototipe. Peletakan batu pertama akan dilaksanakan pada November 2015.
“Bulan depan bisa groundbreaking,” ujar CEO PT Aditya Dharmaputra Persada, Sandjaya Susilo, saat ditemui di Balai Kota Bandung, Kamis (22/10). PT Aditya Dharmaputra Persada merupakan perusahaan yang akan mengerjakan megaproyek milik Pemkot Bandung tersebut.
Sandjaya mengatakan, pengerjaan proyek prototipe kereta gantung dengan rute sepanjang 850 meter ini bernilai 8 juta euro atau Rp 123 miliar dengan kurs Rp 15 ribu per euro. Dalam proses pengerjaan, penyedia kereta gantung tertua di dunia, yaitu Doppel Mayer, akan turut memberikan dukungan.
Ada dua unit stasiun yang akan dibangun, yaitu di Dago dan Cihampelas. Sandjaya memastikan pembangunan dua unit stasiun ini tidak kan memakan lahan milik swasta karena terletak di atas jalan. “Sesuai dengan arahan Pak Wali,” katanya.
Untuk rute sepanjang 850 meter ini, Sandjaya memperkirakan ada 50-60 unit kabin kereta gantung yang akan beroperasi. Masing-masing kabin dapat mengangkut sebanyak delapan hingga 10 orang. Dari satu stasiun ke stasiun lainnya, kereta ini hanya membutuhkan waktu selama 2,5-3 menit dalam sekali perjalanan.
“Dalam satu jam, (kereta) bisa mengangkut 2.400 orang,” ungkapnya.
Pengoperasian prototipe ini nantinya masih bersifat sebagai wahana wisata bagi warga dan wistawan. Oleh karena itu, prototipe akan menerapkan tariff murah. Jika sukses, rute akan dilanjutkan dari Stasiun Bandung hingga Ledeng.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, kereta gantung ini memiliki rute sepanjang 42 km yang dimulai dari Gelap Nyawang sampai Cihampelas. Pengerjaan sisa rute akan dilakukan melalui proses lelang. Jika PT Aditya Dharmaputra Persada memenangkan lelang, proses pembangunan tinggal dilanjutkan dari prototipe yang sudah terbangun.