REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan sudah mencadangkan kapal untuk membuka transportasi laut di Natuna dan Anambas yang selama ini masih minim akses.
"Kami sudah cadangkan. Jika sudah selesai, segera kami kirimkan," kata dia usai meninjau kapal-kapal milik Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) di Tanjung Uban, Pulau Bintan, Provinsi Kepri, Sabtu.
Wilayah Natuna dan Anambas yang terdiri dari banyak pulau berada pada sisi utara Provinsi Kepri selama ini masih minim akses transportasi baik laut maupun udara.
Untuk jalur laut ke Anambas, dilayani menggunakan kapal bantuan pemerintah pusat sejenis milik Pelni dengan ukuran lebih kecil dari Pusat Ibu Kota Provinsi di Tanjungpinang.
Namun, pada waktu-waktu tertentu khususnya saat memasuki musim utara (November-Februari), sering kali kapal tidak berlayar karena ombak sangat besar.
Untuk transportasi ke Natuna, bisa dilayani dengan penerbangan tiga kali seminggu dari Batam. Namun, untuk menghubungkan pusat kabupaten dengan pulau-pulau yang tersebar masih belum ada transportasi memadai.
"Kalau kapal kecil memang susah melayani pelayaran kesana (Natuna, Anambas) jadi harus kapal besar seperti itu (sambil menunjuk kapal roro)," kata Jonan.
Jonan juga mengatakan, saat ini di Anambas tengah dibangun bandara sipil yang diharapkan akan mampu membuka keterisolasian layanan transportasi udara.
"Saya pengin berkunjung melihat perkembangan pembangunannya. Yang jelas sudah dibangun," kata dia.
Ia mengatakan, pembangunan bandara dan bantuan kapal akan mempermudah akses ke dua wilayah tersebut sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Akibat sulitnya transportasi, harga kebutuhan pokok pada wilayah terdepan NKRI tersebut jauh lebih mahal dibandingkan di Kota Batam ataupun Tanjungpinang.
Sebelumnya PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry cabang Batam saat dipimpin oleh Dadag Wijanarko merencanakan pembukaan jalur kapal roll on roll off ke Natuna dan Anambas, namun hingga kini belum terealisasi.