Jumat 16 Oct 2015 16:51 WIB

Kepala BIN: Peristiwa Aceh Singkil tak Mudah Diprediksi

Kepala BIN Sutiyoso.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kepala BIN Sutiyoso.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso meminta pemberitaan media massa dapat mendinginkan suasana pascakericuhan yang terjadi di Kabupaten Aceh Singkil. "Yang terpenting media tidak memanas-manasi," kata Sutiyoso seusai menghadiri acara Silahturahim Menkopolhukam dengan Pemimpin Parpol di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (16/10).

Menurut Sutiyoso peristiwa Aceh Singkil tidak mudah diprediksi. Dalam hal ini, kata dia, ketika peristiwa terjadi BIN tidak memiliki kapasitas mengeksekusi. "Nggak mudah diprediksi itu ya, dan supaya anda tahu juga bahwa BIN itu memberikan informasi, kita bukan kapasitasnya mengeksekusi," jelas Sutiyoso.

Dia menekankan bahwa di masing-masing daerah terdapat Komunitas Intelijen Daerah (Kominda), termasuk di Aceh Singkil. Kominda menurut dia telah melakukan rapat terkait potensi terjadinya kericuha Aceh Singkil.

"Bahkan tanggal 12 Oktober (sehari sebelum peristiwa kericuhan) pun Kominda masih rapat dengan bupati, diputuskan? untuk ditertibkan bangunan-bangunan peribadatan ilegal yang disebut undung-undung itu. Ternyata esoknya sudah didahului oleh pembakaran atau main hakim sendiri begitu," sesalnya.

Dia menekankan sejatinya aparat keamanan sudah proaktif mencegah terjadinya kericuhan, hal ini terbukti dengan fakta lapangan bahwa pembakaran satu undung-undung tidak meluas ke mana-mana.

"Ibaratnya ya kalau minta nilai seratus (bagi aparat) agak susah ya. Tetapi yang penting justru media jangan memanas-manasi, sehingga massa itu sadar bahwa perbedaan-perbedaan itu memang ada di tempat kita, kalau itu dipersoalkan kan jadi kan kita bertikai terus," jelasnya.

Sebelumnya pada Selasa (13/10) siang, terjadi bentrokan massa di Desa Kuta Lerangan, Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil.

Menurut keterangan polisi, bentrokan tersebut terjadi akibat adanya sekumpulan warga yang diduga ingin membongkar rumah yang dijadikan tempat ibadah tanpa izin sehingga mendapat perlawanan dari warga setempat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement