REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabut asap yang berasal dari hutan-hutan di Sumatra dan Kalimantan sudah terjadi berbulan-bulan lamanya. Sebaran asap juga sampai ke penjuru negara-negara jiran, seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia.
Dilansir Asia One, Senin (12/10), Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak mengungkapkan, Presiden Joko Widodo amat malu dan tertekan perihal asap yang menjangkau sebagian Asia Tenggara.
Dalam lawatan kenegaraan ke Istana Bogor kemarin, PM Najib mengatakan kepada awak media, betapa Presiden Jokowi menyatakan penyesalan atas apa yang menimpa Malaysia lantaran "kiriman" kabut asap dari Indonesia.
"Secara tak langsung, beliau (Presiden RI) menyatakan permintaan maaf dan memahami, juga bahkan mengaku tertekan dan malu," ucap PM Datuk Seri Najib Tun Razak di Bogor, seperti dikutip Asia One, Ahad (11/10).
"Ini karena merupakan situasi yang rumit, tapi memang tak pernah ada niatan sengaja hal ini (kabut asap) terjadi," lanjut PM Najib.
Lawatan PM Najib ke Bogor dalam rangka meningkatkan kerja sama di antara kedua negara. Khususnya, terkiat industri kelapa sawit (CPO) serta pelbagai isu lingkungan. Malaysia sendiri telah mengirimkan bala bantuan berupa pesawat 415MP.
Tim lintas negara juga telah hadir untuk operasi bom air yang sudah dimulai sejak kemarin pagi. Tercatat, tujuh helikopter dan tiga pesawat udara diterjunkan. PM Najib memastikan, tekad Malaysia untuk menguatkan armada pemadaman titik-titik panas di Sumatra dan Kalimantan. Andalannya, antara lain, teknik slash-and-burn.
Ditanya soal tuntutan hukum atas korporasi yang diduga terlibat pembakaran hutan, PM Najib menjawab diplomatis. Dia menegaskan, semua itu tergantung pemerintah RI sendiri dalam menjalankan penegakan hukum di wilayah RI.
"Kami diberi informasi bahwa korporasi hanya bertanggung jawab atas 3 persen kebakaran," ucap dia.