Senin 12 Oct 2015 13:04 WIB
Tijah Istri Almarhum Salim Kancil

Saya Minta Keadilan Sama yang di Atas

Tijah (menggendong cucunya) isteri Salim Kancil.
Foto:
Tijah (menggendong cucunya) isteri Salim Kancil.

Terus setelah enggak ada sawah, Pak Salim Kancil kerja apa?

Setelah ada tambang, sawahnya enggak bisa ditanami. Pak Kacil nyari ikan di rawa. Kalau enggak ada ikan di rawa, saya ke laut cari kerang. Kalau ada ikan, saya jual ikan, kalau ada kerang saya jual kerang.

Saya jual sampai ke kampung-kampung, ke mana-mana, pakai sepeda onthel. Kalau Bapak dapat ikan, saya bungkusin pakai plastik. Paling jadi lima bungkus. Satu bungkus Rp 2.000, kalau enggak laku, Rp 1.500 saya kasih.

Kalau kerang itu saya kulakan (beli dari orang), satu saknya (karung) itu Rp 120 ribu sampai Rp 130 ribu. Terus saya jual, satu plastik kadang Rp 1.500 kadang Rp 2.000. Untungnya paling Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu.

Apa yang Ibu banggakan dari Pak Salim Kancil ketika masih hidup dan setelah meninggal?

Bapak itu orangnya baik. Kerja keras buat keluarga. Setelah Bapak meninggal, saya bangga banget. Orang seluruh Indonesia itu doain. Sampai di TV-Tv Bapak didoain, padahal cuma petani, orang kecil. Ya bangga, tapi kalau ingat disiksa, itu sedih banget.

Apa yang Ibu harapkan dari pemerintah dan penegak hukum sekarang?

Saya mau hukum ditegakkan. Tambang enggak boleh lagi. Cukup Pak Kancil satu (yang menjadi korban). Pemerintah harus tegas, jangan sampai ada yang nambang lagi. Polisi yang terlibat juga harus diusut. Saya enggak tahu apa-apa, pokoknya yang di atas harus tegas. Saya minta Pak Jokowi harus tegas, siapa pun yang salah harus dihukum.

Memang seperti apa dampak tambang pasir menurut Ibu?

Di sini dulu kehidupan indah. Enggak ada montor (truk). Pas ada montor, anak-anak sekolah terganggu juga. Banyak yang keserempet. Saudara saya suami-istri meninggal dua, anaknya adiknya Bapak. Untung anaknya yang masih kecil selamat.

Setelah Pak Salim Kancil enggak ada, bagaimana Ibu menghidupi anak?

Saya khawatir sama masa depan Dio. Saya mau kerja, kerja apa? Apalagi buat sekolahin anak, makan saja saya enggak tahu bagaimana. Ya, mungkin seadanya. Ada singkong, ya singkong, ada jagung, ya jagung. Nanti mungkin saya mau ke ladang. Kalau ada yang panen, saya ikut jadi buruh tani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement