Sabtu 10 Oct 2015 08:20 WIB

Warga Kumpulkan Bantuan untuk Korban Asap Via WhatsApp

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Patung Keluarga Berencana (KB) dipasangi masker di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (2/10).  (Antara/Rosa Panggabean)
Patung Keluarga Berencana (KB) dipasangi masker di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (2/10). (Antara/Rosa Panggabean)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kabut asap yang masih terus menyiksa warga Sumatra, khususnya di Riau, menggugah solidaritas masyarakat luas. Salah satunya alumni SMAN 4 Kota Padang angkatan 1996 yang ingin memenuhi kebutuhan masker N95 untuk korban yang terdampak kabut asap.

Menariknya, aksi yang dimulai dari grup whatsapp ini, mengumpulkan Rp 9,5 juta hanya dalam tiga hari. "Jadi kemarin kami sepakat buat aksi membagikan masker. Dimulai mengumpulkan dana untuk membeli masker (N95)," kata salah satu alumni SMAN 4 Padang, Yusfa Hendra, Sabtu (10/10).

Dikatakannya, aksi ini diawali dengan keprihatinan terhadap penderitaan warga Riau yang banyak terserang ISPA. Dari grup whatsapp, ia mengatakan, seruan untuk membantu kebutuhan warga Riau akhirnya tercetus.

Para alumni yang tersebar ke sejumlah daerah di Indonesia kemudian menyetujui usulan bantuan tersebut. Penggalangan dana dimulai pada Rabu (7/10) lalu dan pada Jumat (9/10) sudah terkumpul Rp 9,5 juta.

Yusfa mengatakan, para alumni sepakat membeli 50 boks atau sekitar 1.000 masker N95. Untuk satu boks masker N95, harganya Rp 190 ribu. Beberapa alumni yang tinggal di Jakarta, bertugas membeli masker N95 dan dikirim ke Kota Padang.

Kemudian alumni yang berada di Kota Padang, langsung membawa masker N95 ke salah satu alumni yang tinggal di Pekanbaru, Riau.

"Barangnya sudah terkirim dari teman di Jakarta. Teman yang di Pekanbaru yang akan koordinasi membagikan masker N95, ke mana saja," tutur Yusfa.

Dikatakannya, akan ada aksi lanjutan membantu korban asap di Sumatra. Seperti, bantuan sejumlah obat-obatan dan sebagainya. Selain di Riau, ia mengatakan, saat ini sedang mencari jaringan di Jambi. Sebab, para alumni juga ingin membantu korban asap yang ada di Jambi.

"Mudah-mudahan angkatan selanjutnya bisa kami hubungi, bisa bikin aksi yang lebih besar," kata dia menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement