Selasa 06 Oct 2015 21:55 WIB

100 Pekerja Pabrik Keramik di Bekasi Alami PHK

Rep: C37/ Red: Yudha Manggala P Putra
Buruh desak Setop PHK
Foto: Mardiah
Buruh desak Setop PHK

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Guna efisiensi pengeluaran, salah satu pabrik di Kabupaten Bekasi yaitu PT Mulya Keramik harus memutus hubungan kerja dengan 100 orang karyawannya.

Ketua Pimpinan Unit Kerja PT Mulya Keramik Pujonoto mengungkapkan, sejumlah karyawan tersebut mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) pada akhir September lalu.

"Kita sudah PHK pekerja sebanyak 100 orang pada akhir september lalu. Jadi kan perusahaan ada program buat efisiensi dengan PHK. Tadinya 130 orang tapi jadi 100 orang," tutur Pujonoto pada Republika, Selasa (6/10).

Dari 130 orang, kata Pujo, 30 orang menolak untuk di-PHK karena merasa belum siap. Pujo menjelaskan, PHK yang dilakukan perusahaan tempatnya bekerja memang dilakukan melalui penawaran, bukan paksaan.

Makanya yang mengalami PHK pun karyawan yang sudah bekerja selama minimal 10 tahun, yang memang siap meninggalkan perusahaan untuk bekerja di tempat lain atau membangun usaha sendiri. "Yang 30 orang itu nggak siap, jadinya cuma 100 orang. Kita pilih orang-orang yang sudah siap," kata Pujo.

Sementara untuk pekerja yang sempat dirumahkan selama 40 hari sejak Juni lalu, Pujo menyebutkan bahwa semuanya sudah kembali bekerja. "Yang di-PHK beda sama yang dirumahkan. Yang dirumahkan sudah kembali bekerja dan mereka sekarang didistribusikan ke pabrik-pabrik yang masih produksi," ujar Pujo.

Menurut Pujo, PHK tersebut terjadi akibat adanya penurunan penjualan, sehingga perusahaan harus melakukan efisiensi. Penurunan penjualan perusahaan tersebut juga mengakibatkan 2 dari 6 pabrik perusahaan tersebut harus berhenti berproduksi. "Kondisi sulit perusahaan ini sudah berlangsung selama setahun ini," imbuhnya.

Masing-masing pabrik, kata Pujo, memiliki karyawan masing-masing sekitar 500 orang. Dengan adanya dua pabrik yang ditutup, mereka pun terpaksa merumahkan sebanyak 1050 orang pekerja. "Karena itu kemarin kita sempat merumahkan 1.050 karyawan," imbuhnya.

Jika ekonomi masih terus melemah dan perusahaan kembali mengalami penurunan penjualan, lanjut Pujo, kemungkinan akan ada efisiensi lagi. Namun, itu tergantung kesiapan dari karyawan juga apakah siap untuk mengalami PHK atau tidak.

"Sifatnya penawaran, yang mau silakan diambil, yang nggak mau ya tidak dipaksa. Kalau dia merasa belum siap, ya tidak diPHK. Karena ini kan bukan rasionalisasi murni, hanya penawaran saja. Banyak yang mau, banyak yang ngajuin, karena sudah jenuh dan mungkin punya rencana lain,”jelasnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement