REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok awal pekan ini di Balai Kota mengatakan sudah mengetahui sumber daging anjing yang diperjualbelikan di Jakarta. Anjing-anjing untuk konsumsi tersebut dikirimkan dari Bali dan Sukabumi, Jawa Barat.
Menurutnya, kualitas anjing-anjing dari kedua daerah tersebut tidak layak makan. Namun, daging-dagingnya tetap saja dibakar dan disajikan kepada pelanggan di ibu kota.
Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta menepis tuduhan tersebut. Sudikerta mengatakan dia akan segera mengomunikasikan masalah ini secara pribadi langsung kepada Ahok.
"Kami akan klarifikasikan sebab ini baru isu. Saya rasa orang-orang Bali tidak setega itu," kata Sudikerta di Denpasar, Kamis (1/10).
Politisi Partai Golkar ini mengatakan orang-orang Bali mencintai anjing sebagai hewan peliharaan, bukan untuk konsumsi. Bali sendiri saat ini sedang berupaya mengatasi kasus rabies dan gigitan anjing akibat populasi hewan tersebut yang terbilang tinggi.
"Justru banyak anjing yang masuk ke Bali," tambahnya.
Sudikerta mencoba mencari klarifikasi tentang pasokan daging anjing ke Jakarta berasal dari Bali. Menurutnya, hal itu tidak dibenarkan. Jika terjadi penyelundupan yang luput dari perhatian pemerintah, pihaknya akan memperketat pengawasan.
Kepala Dinas Peternakan Bali, I Putu Sumantra menambahkan makanan berbahan baku daging anjing bisa menjadi salah satu cara penularan rabies. Anjing di Bali bukan termasuk hewan penghasil daging untuk dikonsumsi.
"Tidak ada rumah pemotongan hewan (RPH) khusus anjing di Bali. Jadi, jika ada yang menjual daging anjing maka mereka menggunakan rumah potong pribadi," katanya.
Sumantra juga mengaku sudah mengoordinasikan pernyataan Ahok kepada kepala dinas peternakan di Jakarta. Hasilnya, yang bersangkutan menyatakan tidak ada daging anjing dari Bali yang masuk ke Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPKP) sebelumnya berencana membahas Peraturan Gubernur (Pergub) tentang pengawasan terhadap peredaran daging anjing untuk dikonsumsi. Ahok menilai banyak orang yang makan daging anjing di lapo-lapo, Jakarta.
Konsumen tidak bisa dilarang, sehingga hal yang perlu dilakukan adalah pengawasan peredaran daging anjing di Jakarta. Semua anjing untuk konsumsi dapat masuk ke Jakarta, namun harus melalui pemeriksaan ketat.
Ahok berharap masyarakat tidak mengonsumsi daging anjing karena bisa menjadi media penularan rabies. Data DPKP DKI Jakarta menunjukkan lebih dari 40 ribu ekor anjing masuk ke Jakarta setiap harinya dan kebanyakan untuk konsumsi.