Sabtu 26 Sep 2015 02:53 WIB

Kekerasan Anak, Mendikbud Anggap Ada Pembiaran di Sekolah

Rep: c13/ Red: Ani Nursalikah
Kekerasan Anak (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kekerasan Anak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengaku sangat menyayangkan terjadinya kekerasan anak di lingkungan sekolah. Bahkan, ia menilai adanya pembiaran dari pihak sekolah.

"Jadi kejadian itu karena efek dari pembiaran," ujar Anies kepada wartawan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Jumat (25/9).

Ia menyebut kekerasan kecil-kecil yang acapkali terjadi di sekolah, misal memukul teman, memarahi teman dan sebagainya. Menurut Anies, perilaku-perilaku demikian kalau dibiarkan nanti akan jadi kebiasaan. Sikap tersebut juga kelak akan dianggap hal yang biasa.

Efek dari hal-hal yang negatif, lanjut Anies, jelas akan menjadi fatal. Bahkan, dapat mengakibatkan korban jiwa seperti yang sudah terjadi. Kejadian dan penyimmpangan sekecil apapun memang harus segera ditegur.

"Tidak bisa kita buat undang-undang yang menjerat anak di bawah umur. Mereka kan masih punya masa depan. Yang harus kita tekankan adalah mendidik anak bahwa memukul itu salah," jelasnya.

Sosialisasi tersebut, kata Anies, perlu ditingkatkan. Karena perilaku anak disekolah merupakan tanggung jawab penuh dari kepala sekolah dan guru.

Selain itu, untuk mengontrol perilaku anak di sekolah maupun di lingkungan rumah, orang tua dan sekolah harus bermitra. "Komunikasi orang tua dan sekolah harus baik," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement