REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk mengatakan, kurang tepat jika Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) berupaya menaikkan pamor politik partainya dengan mengklaim rakyat ingin SBY kembali. Ia seolah membandingkan perekonomian di era SBY jauh lebih baik daripada di era Jokowi.
"Zaman SBY dulu dolar tak setinggi ini, selain itu Cina juga tak melakukan devaluasi Yuan. Ibas lupa kondisi eksternal yang mempengaruhi ekonomi saat ini, apakah kalau SBY menghadapi ini semua, ia sanggup menahan gempuran ini," katanya, Jumat, (11/9).
Hamdi mengibaratkan di era kepemimpinan SBY sebagai lautan yang relatif tenang, sehingga untuk menakhodai sebuah kapal cenderung lebih nyaman.
"Zaman Jokowi lautan penuh gelombang dan badai, nakhodanya harus benar-benar hebat," kata dia.
Karena itu ia menyebut dua kondisi tersebut tidak bisa dibandingkan.
"Namun sah-sah saja kalau Ibas mencoba membangun pamor politiknya dari hal itu, siapa tahu rakyat setuju dengan pendapatnya," kata dia.
Namun ia menilai cara Ibas menaikkan pamor politik Demokrat kurang kreatif. Menurutnya ia meniru cara-cara yang dilakukan Orde Baru dengan slogannya 'Enak Jamanku Tho'.