REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tidak memilih Jepang ataupun Cina sebagai pelaksana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Kini, Presiden Jokowi justru menginginkan adanya pengembangan kereta berkecepatan sedang untuk jalur Jakarta-Bandung.
Kemarin, Menteri Koordinator bidang Perekonomian telah menyerahkan laporan rekomendasi terkait proposal kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditawarkan Jepang dan Cina pada Presiden Jokowi. Berdasarkan rekomendasi itu, Presiden menginstruksikan adanya pengembangan kereta berkecepatan sedang.
"Kita akan kembangkan kereta api berkecepatan sedang. Pembangunan tidak akan menggunakan APBN, baik langsung maupun tidak langsung," kata Jokowi, Jumat (4/9).
Presiden juga kembali menegaskan, pemerintah tidak akan menyediakan dana jaminan, dalam bentuk apa pun pada proyek tersebut. Kerja sama pembangunan kereta api juga diwajibkan dalam bentuk business to business.
"Untuk itu saya perintahkan menteri BUMN untuk menindaklanjuti kelanjutan pembangunan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung," ucapnya.
Jokowi mengaku, saat ini pemerintah sedang mempersiapkan pengembangan kereta cepat untuk rute Jakarta-Surabaya dan pengembangan jaringan kereta api di luar Jawa.