REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Komunikasi Politik Universitas Brawijaya (UB) Anang Sujoko menyatakan tak elok jika melihat sikap PAN yang berpindah dari Koalisi Merah Putih (KMP) menuju Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Hal ini, kata dia, menunjukkan inkonsistensi PAN dalam politik.
"Jadi ruh dari berpolitik itu ya Ideologi. Ideologi membuat parpol tidak jatuh dalam pragmatisme," ujar dia saat dihubungi Rabu (2/9). Dengan menunjukkan politik yang zig zag seperti itu, kata dia, Ideologi politik PAN tentu akan dipertanyakan.
Dia menyatakan ideologi saat ini hampir hilang di semua parpol Indonesia. Pengambilan keputusan politik, sambungya, lebih berdasarkan pada kepentingan sesaat saja. PAN baginya semakin menambah deretan panjang parpol pragmatis.
Anang menyatakan bukan tanpa risiko jika PAN memutuskan pindah haluan politik. Rakyat, kata dia, bisa menghukumnya pada saat Pemilu 2019 nanti. Partai berlambang matahari terbit ini, lanjutnya, akan dicap tidak konsisten.
"Ujung ujungnya ditinggal pemilih dari kalangan terdidik," jelasnya.