REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan pengelompokan delapan kandidat untuk menunjukkan kekuatan masing-masing calon. Hal itu disampaikan langsung oleh juru bicara pansel KPK, Betty Alisjahbana.
Ia mengatakan, lima pimpinan KPK perlu mempunyai keahlian dan pengalaman yang beragam dan saling melengkapi.
"Itu sebabnya kami menyampaikan keahlian dan pengalaman yang beragam dan saling melengkapi," kata Betty di Jakarta, Kamis (3/9).
Menurut Betty, hasil pengelompokan pansel juga akan memudahkan uji kepatutan dan kelayakan di DPR RI untuk memilih capim KPK berdasarkan keahlian mereka.
"Harapannya DPR dapat memilih pimpinan KPK yang pengalaman dan keahliannya beragam, sehingga bisa saling melengkapi," ujar Betty.
Sebelumnya, pansel KPK telah menyerahkan delapan nama capim kepada Presiden Joko Widodo. Kedelapan capim KPK tersebut adalah Staf ahli Kepala BIN Saut Situmorang dan pengacara publik Surya Tjandra (bidang pencegahan); Hakim Ad Hoc Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat Alexander Marwata dan Widyaiswara Madya Sespimti Polri Brigjen (Pol) Basaria Panjaitan (bidang penindakan).
Selain itu juga Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan Agus Rahardjo dan Direktur pada Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Sama Antar-Komisi dan Instansi KPK Sujanarko (bidang manajemen); serta Pelaksana tugas pimpinan KPK, Johan Budi SP, dan akademisi Universitas Hasanuddin Laode Muhammad Syarif (Bidang supervisi, koordinasi, dan monitoring).