Selasa 01 Sep 2015 19:05 WIB

Kader PDIP Ini Sarankan Presiden Jokowi 'Turun Takhta'

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bayu Hermawan
Politisi PDIP Effendi Simbolon
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Politisi PDIP Effendi Simbolon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Demokraksi Indonesia Perjuangan (PDI), Effendi Simbolon mengatakan sebaiknya Presiden Joko Widodo mengakui jika tak mampu memimpin Indonesia. Hal itu disampaikan karena melihat kondisi ekonomi Indonesia yang saat ini melemah dan hampir krisis.

"Sebaiknya Pak Presiden sportif mengakui tidak mampu memimpin bangsa dan negara, selanjutnya turun tahta atau meletakkan jabatan presiden," katanya kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (1/9).

Ia menyerukan, sebaiknya hal itu dilakukan Jokowi agar kondisi Indonesia dalam segala bidang tidak semakin memburuk. Turun tahta juga perlu dibudayakan ketika seorang pemimpin tidak mampu menjalankan amanah, demi menghindarkan negara terperosok dalam keadaan yang semakin parah.

"Itu (turun tahta) sah, halal demi bangsa. Tiru Soeharto secara kesatria mengundurkan diri mengakui tidak mampu," ucapnya.

Menurutnya, melambatnya perekonomian dalam negeri, disertai terjun bebasnya nilai tukar rupiah saat ini tidak dapat disebut sebagai kelemahan dari para menteri, melainkan tangung jawab penuh Jokowi sebagai presiden.

Ia mencontohkan, dalam hubungan pembantu rumah tangga dan majikan, pasti sebagai seorang majikan harus lebih mampu mengarahkan anak buahnya, bukan sebaliknya.

"Presidennya yang harus mampu bukan pembantunya yang mampu, masak pembantu rumah gua yang mampu, gua majikannya di bloon-bloonin. Nggak mau lah," ucap kader pengusung Jokowi -JK saat Pilpres itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement