Senin 31 Aug 2015 12:20 WIB

IPW: Bentrokan TNI-Polri Dipicu Tiga Hal

Rep: C07/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane mengatakan, bentrokan antara TNI dan Polri sepertinya sulit dihindari dan akan selalu terjadi, terutama di jajaran bawah.  "Pada tahun 2015 sudah dua kali terjadi bentrokan TNI-Polri, di Semarang dan di Polewali Sulawesi Barat," ujar Neta dalam siaran persnya, Senin (31/8).

Bentrokan tersebut, kata Neta, disebabkan tiga hal. Pertama, oknum di TNI maupun di Polri belum menyadari bahwa mereka adalah aparatur yang digaji rakyat untuk menjaga ketertiban di masyarakat. Kedua, oknum berseragam itu lebih mengedepankan sikap arogan dan semangat korsa yang tidak pada tempatnya, sehingga tidak bisa menahan diri dan sering lepas kendali.

Sikap arogansi sebagai aparatur berseragam masih sangat menonjol dalam dinamika TNI-Polri, terutama di jajaran bawah. Hal ini pula yang terlihat dalam kasus bentrokan TNI-Polri di Polewali, Sulawesi Barat yang menewaskan satu anggota TNI.

Ketiga, terjadinya kesalahan strategi dalam menyikap bentrokan. Yakni, saat jajaran bawah bentrokan yang berdamai justru kalangan menengah atas.

Seolah perdamaian itu tidak menyentuh jajaran bawah. Akibatnya bentrokan antar jajaran bawah TNI-Polri tetap saja terjadi.  "Anehnya lagi, akibat banyaknya bentrokan TNI-Polri, sistem pendidikan TNI-Polri di tingkat akademi disatukan," ucapnya.

Padahal, sambung Neta, yang bentrok selama ini tidak pernah menyangkut kalangan atas atau alumni akademi, karena bentrokan terjadi di jajaran bawah.

Sebelumnya, bentrokan TNI dan Polri terjadi di Semarang pada (12/7) antara Brimob Polda Jateng dengan anggota Penerbang TNI AD (Penerbad).

Bentrokan berawal dari kesalahpahaman dua anggota Penerbad dengan lima anggota Mako Brimob Polda Jateng Detasemen A Pelopor Subden 1, Semarang di sebuah ATM. Akibatnya, warga Condro Kusumo RT 08/05, Gisikdrono ketakutan, apalagi saat melihat ratusan orang yang mendatangi Mako Brimob hingga terdengar empat kali letusan senjata pada pukul 02.00 WIB itu.

Kemudian bentrokan kedua terjadi pada Ahad (30/8) kemarin di Polman seorang anggota Kompi Senapan B Yonif 721/ Makassau, Prada Yuliadi, tewas terkena tembakan di perut. Penembakan terjadi menyusul keributan antara salah seorang anggota Kodim 1401/Majene dengan sekelompok anggota Patmor Polres Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement