REPUBLIKA.CO.ID, JATINEGARA -- Warga Kampung Pulo mengirimkan pesan terbuka bagi para pejabat di DKI Jakarta, terkait perasaan mereka pascapenggusuran.
Ketua Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) Kampung Melayu, Ustadz Muhammad Holili mengatakan kekesalan warga semakin bertambah ketika kayu-kayu, tanah, dan puing-puing diangkut menggunakan truk-truk besar. Warga menduga puing-puing itu diangkut ke daerah Ancol.
"Saya sudah tanya kalau puing-puing itu dijual dengan harga Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu per truknya," katanya.
Holili melanjutkan, saat ini belum ada kabar mengenai ganti rugi namun warga sedang menyusun berkas-berkas untuk ke pengadilan negeri. Saat ini, kata dia, yang terjadi adalah penjualan puing-puing bangunan oleh oknum pemerintah tanpas seizin atau musyawarah bersama warga.
"Mereka bawa bertruk-truk entah dijual kemana," ujarnya.
Atas perlakuan tersebut, Holili mengaku ia beserta warga sudah mengirimkan pesan ke sejumlah pejabat di DKI Jakarta. Berikut kutipan pesan tersebut dituturkan kepada ROL, Sabtu (29/8) :
Wahai bapak-bapak pejabat yang terhormat, belum cukup kalian hancurkan rumah-rumah kami, tempat hidup kami bersama keluarga, dan menuduh kami pelanggar hukum dan bangunan liar.
Tak puas dengan itu, lalu kalian bawa puing-puing dan tanah-tanah kami tanpa musyawarah dan izin dari kami. Kalian bawa itu semua dengan truk-truk besar entah kemana.
kalian tidak pedulikan sakitnya hati kami, suara-suara bising, debu-debu yang menimpa kami. Semua itu tanpa ganti rugi. Setelah itu kami kalian bebani dengan sewa rusun seumur hidup kami yang menurut kalian adalah ganti yang sangat layak buat kami orang-orang miskin.
Ingat Allah pasti kan memberi balasan yg setimpal atas semua perbuatan kalian.
Dari kami warga Kampung Pulo yang menderita.