REPUBLIKA.CO.ID, CIPANAS -- Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsuddin mengatakan kritikan yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bertujuan untuk mengingatkan agar pemerintah tak menganggap enteng sebuah masalah.
"Pernyataan SBY ingin mengingatkan agar pemerintah menyikapi sesuatu masalah yang serius dengan sikap yang serius," katanya di Cipanas, Jumat (29/8).
Amir mengatakan, apabila suatu masalah disikapi dengan serius maka seluruh daya upaya dapat menghasilkan sesuatu yang terbaik. Menurutnya, apabila segala sesuatu dilakukan terbaik dan komprehensif maka retorika tidak akan terjadi.
"Retorika dekat dengan gaya menggampangkan masalah dan itu harus dihindari. Karena retorika berkonotasi tidak positif," ujarnya.
Menurut dia, retorika selalu ada disaat sukses maupun gagal, namun harus pandai mengukur bahwa kecerdasan publik saat ini tinggi dan publikasi pemberitaannya sangat cepat. Ia menilai lebih baik pers "menertawakan" kinerja pemerintahan, asalkan bukan rakyat yang "menertawakannya".
"Misalnya rakyat berpendapat A namun kita memberi penafsiran B, tentu rakyat heran," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono meminta pemerintahan Joko Widodo untuk berhenti beretorika dan memberikan janji-janji baru kepada rakyat Indonesia dalam menghadapi ancaman krisis ekonomi.
"Berhenti beretorika, hentikan mengumbar janji-janji baru kepada rakyat. Saat ini rakyat Indonesia lebih membutuhkan langkah-langkah konkret pemerintah untuk mengatasi ancaman krisis ekonomi yang dampaknya mulai dirasakan oleh rakyat," kata SBY di Cipanas, Jumat (28/8).
Hal itu dikatakan SBY saat memberikan arahan dalam pembukaan Rapat Pleno Pengurus Harian DPP PD di Hotel Yasmin, Cipanas, Jawa Barat, Jumat (28/8) malam.