REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua P2TP2A, Wien Ritola Tasmaya mengatakan dari seluruh daerah di Indonesia, DKI Jakarta menduduki peringkat pertama banyaknya terjadi tindak kekerasan kepada perempuan dan anak. Peringkat ini stagnan sejak 2006.
"Jakarta masih menduduki kota tidak aman bagi perempuan dan anak. Penyebabnya, sejauh ini karena faktor psikososial," ujar Wien ketika mendatangi Polda Metro Jaya, Kamis (27/8).
Wien mengatakan banyak jenis kekerasan yang menimpa perempuan dan anak. Namun, dari sekian banyak kasus yang terjadi, kekerasan fisik kerap menimpa perempuan. Khususnya, perempuan dalam konteks rumah tangga.
Kekerasan dalam rumah tangga disebut Wien menduduki peringkat teratas dari sekian jenis kekerasan lain seperti kekerasan dalam sektor pekerjaan, atau kekerasan dalam lingkup kriminalitas. Faktor keluarga dan orang terdekat malah kerap menjadi pelaku utama kekerasan terhadap perempuan.
Sedangkan kekerasan seksual banyak menimpa anak, khususnya anak perempuan. P2TP2A mencatat, dari sekian banyak jenis kekerasan, kekerasan seksual kerap menimpa anak. Perkosaan, pencabulan, perdagangan untuk seksual kerap menimpa anak anak.
Sedangkan kekerasan dalam bentuk fisik, atau misalnya kekerasan tidak mendapatkan hak perawatan dan akses pendidikan juga menjadi salah satu tindak kekerasan yang diterima anak. Melihat kenyataan ini, P2TP2A berkoordinasi dengan aparat kepolisian agar mau turut serta menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Caranya, melalui akses peradilan yang fair dan memenuhi kebutuhan anak dan perempuan. Hal tersebut disambut Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian. Menurutnya, hal ini menjadi tugas yang penting bagi polisi. Untuk meningkatkan kapabilitas dan kualitas, Tito bahkan menambahkan 7.000 personil Polwan pada penerimaan anggota Polri pada periode tahun ini.
Nantinya, 7.000 polwan ini akan memasok pada unit PPA dari setingkat Polsek dan Polres di seluruh DKI Jakarta. Tak hanya itu, peningkatan kapasitas juga dilakukan dengan membuat pelatihan dan sosialisasi.
"Kita peduli, maka memang salah satu caranya adalah dengan menambah personil. Dengan begitu nantinya setiap kasus bisa diselesaikan secara tuntas," ujar Tito.