REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Gorontalo mengambil langkah proaktif dalam upaya perlindungan perempuan dan anak dengan meluncurkan layanan konseling psikologis di Sekolah Menengah Atas (SMA). Inisiatif ini dikembangkan untuk menjangkau para pelajar, termasuk yang berada di wilayah Kabupaten Boalemo, Gorontalo.
Kepala Dinas PPPA Provinsi Gorontalo dr Yana Yanti Suleman mengatakan kegiatan tersebut sebagai wujud komitmen dalam melindungi perempuan dan anak dari tindak kekerasan. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Dinas PPPA menghadirkan layanan konseling psikologis langsung ke sekolah.
Salah satu sasarannya, kata Yana, adalah SMK Negeri 1 Wonosari di Kabupaten Boalemo. "Kita membuka layanan konseling psikologis yang dirangkaikan dengan sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di lingkungan satuan pendidikan," kata Yana.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan ramah anak. "Wilayah Boalemo saat ini masih menjadi satu-satunya kabupaten di Gorontalo yang belum meraih predikat Kabupaten Layak Anak (KLA). Namun dua tahun terakhir menunjukkan progres signifikan, baik dari sisi kelembagaan maupun pelaksanaan program perlindungan," kata Yana.
Salah satu program unggulan yang tengah dijalankan di daerah ini adalah Sekolah Ayah Hebat, yang mendorong keterlibatan aktif kaum ayah dalam proses pengasuhan anak. Program ini dinilai efektif dalam menekan ketimpangan peran gender sekaligus menurunkan risiko anak putus sekolah. Meski masih menempati peringkat ketiga tertinggi dalam angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Gorontalo, Kabupaten Boalemo menunjukkan keseriusan dalam menurunkan angka tersebut.
Oleh karena itu, Dinas PPPA menghadirkan layanan konseling psikologis di sekolah yang dianggap sebagai strategi efektif dalam mendeteksi dan menangani permasalahan siswa sejak dini. "Sebagai bentuk tindak lanjut, kami juga berencana membentuk Forum Anak di setiap sekolah, termasuk di SMK Negeri 1 Wonosari. Forum ini akan diisi oleh empat siswa, terdiri dari dua Pelopor dan dua Pelapor. Pelopor bertugas menjaga diri dari perilaku kekerasan, sementara Pelapor berani menyuarakan dan melaporkan jika terjadi kekerasan," katanya.
Kegiatan ini turut dihadiri Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail dan Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie. Keduanya meninjau langsung pelaksanaan konseling dan memberikan arahan kepada para siswa.