REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan terus mengebut realisasi pembangunan kereta ringan cepat atau Light Rail Transit (LRT) di Palembang. Pembangunan LRT ditargetkan sudah selesai sebelum perhelatan Asian Games 2018.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Pemprov Sumatra Selatan Nasrun Umar mengatakan, pembangunan LRT Palembang pada prinsipnya tinggal menunggu Perpres (Peraturan Presiden). Jika Perpres sudah keluar, pembangunan sudah bisa dimulai.
"Kalau Perpresnya sudah keluar dan konstruksi sudah dimulai sejak Januari 2016, kami yakin LRT Palembang bisa selesai sebelum Asian Games dimulai. Dan itu harus," kata Nasrun saat menerima kunjungan media bersama PT Jasa Raharja (Persero), Selasa (25/8).
Nasrun optimistis pembangunan LRT Palembang bisa berjalan lancar karena tidak ada masalah dengan pembebasan lahan. Sebab, lahan-lahan yang akan dijadikan stasiun pemberhentian atau jalur LRT sudah sepenuhnya menjadi milik Pemprov Sumsel. "Jadi tidak ada istilah pusing dengan pengadaan lahan," ujarnya.
Mantan Kepala Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Sumsel tersebut menjelaskan, LRT Palembang akan dibuat sepanjang 24,5 km dengan 23 stasiun pemberhentian. Rutenya mulai dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II hingga Kompleks Olahraga Jakabaring.
Nilai investasi LRT Palembang ditaksir sebesar Rp 7,2 triliun. Tadinya, kata dia, Pemprov Sumsel sudah berusaha mengundang investor swasta untuk menanamkan investasinya. Sayangnya, belum ada investor yang tertarik karena dianggap kurang menguntungkan dari sisi bisnis.
Karena belum ada investor swasta yang tertarik, pembangunan LRT Palembang ini akan dibiayai oleh negara. Apalagi, LRT direncanakan menjadi salah satu fasilitas transportasi pengangkut para atlet dan kontingen Asian Games.
Dia mengatakan, ada beberapa skema pembangunan LRT yang sedang dikaji. Yakni melalui APBN ataupun melalui penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain itu, ada juga opsi dibangun dengan skema kerjasama pemerintah-swasta atau public private partnership.
"Mau skema seperti apa saja sih tidak masalah. Yang penting 'barangnya' jadi. Sebab, LRT ini akan meningkatkan citra Indonesia di mata dunia saat Asian Games nanti," ujarnya.