Selasa 25 Aug 2015 13:57 WIB
JK versus Rizal Ramli

Angkat Rizal Ramli, Presiden Jokowi Diuntungkan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli (kiri).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah tekanan dahsyat perbandingan nilai tukar antara dolar AS dan rupiah, ternyata ada realita unik yang muncul saat Presiden Jokowi melakukan reshuffle Kabinet Kerja. Peneliti utama The Jokowi Institute Amir Hamzah menyatakan, reshuffle yang dilakukan Jokowi hendak menunjukkan niatnya mengakomodasi suara publik sekaligus partai politik pendukungnya, sembari tetap menyisipkan pemikirannya sendiri.

Walau di sisi lain terlihat keputusan itu berkonsekuensi bahwa Jokowi bisa dinilai melakukan kekeliruan pada awal pembentukan Kabinet Kerja, namun, itu adalah hal umum yang jamak dilakukan presiden baru. "Yang utama, bagaimana Jokowi bisa memperbaiki kekeliruannya," kata Amir kepada wartawan, Selasa (25/8).

Di antara menteri baru yang diangkat adalah Rizal Ramli sebagai menteri koordinator bidang kemaritiman. Baru sehari bekerja, kata dia, Rizal Ramli membawa angin segar. Dia menyebut angin segar karena 'suasana' istana yang biasanya datar karena para menteri sibuk ikut-ikutan bercitra diri malah membuat Presiden Jokowi kurang nyaman.

"Sekarang semua seketika berubah menjadi hadir rasa takut, umumnya bagi menteri lain bahkan sampai 'mengganggu' kenyamanan dari wakil presiden," ujar peraih gelar doktor hukum tersebut.

Amir melanjutkan, kondisi tersebut sebenarnya di luar seting besar. Namun, ia melihat hal itu sebenarnya sudah diprediksi Presiden Jokowi. "Itu diperkuat dengan adanya penambahan lingkup kewenangan kerja bagi Rizal."

Menurut Amir, Jokowi terlihat agak sedikit berani menambahkan bidang pekerjaan Ramli di kala angin sudah mulai kencang menerpa lingkungan Istana Kepresidenan. "Artinya, Jokowi sesungguhnya tidak pernah terganggu dengan angin baru tersebut. Malah, dia 'diuntungkan'," katanya.

Pemikiran banyak kalangan bahwa Jokowi 'tersandera' mantan Kepala Staf Presiden (KSP) Luhut Binsar Panjaitan juga dengan sendirinya menjadi pupus. "Di saat yang sama ada Menko Rizal yang bisa juga seketika menjadi 'kompeteter opini' terhadap Luhut. Sehingga Jokowi tidak perlu lama tersandera," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement