Selasa 25 Aug 2015 09:40 WIB

Yusril: Pemerintahan Jokowi Jangan Kepedean, Kita Dalam Kesulitan Besar

Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra.
Foto: Republika
Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra mengingatkan pemerintahan Jokowi-JK untuk tidak terlalu percaya diri dengan kondisi perekonomian saat ini.

Menurutnya, pemerintah harus belajar dari kegagalan pemerintah Presiden Soeharto mengatasi krisis moneter agar kejadian serupa tidak terulang.

"Jangan over confident bahwa kita msh punya banyak amunisi untuk mengantisipadi ancaman krisis moneter dan ekonomi," katanya dalam akun twitter pribadinya, ‏@Yusrilihza_Mhd yang dikutip Republika, Selasa (25/8).

Ia mengatakan cadangan devisa Indonesia tak terlalu besar untuk terus menerus mengintervensi melemahnya nilai tukar rupiah. Belum lagi utang luar negeri pemerintah dan swasta dalam dollar AS akan jatuh tempo akhir tahun ini diprediksi akan membengkak. Yusril yakin hal tersebut akan menyedot devisa.

Celakanya, penerimaan APBN terutama dari pajak dan pertambangan jauh dari memenuhi target.

"Kita dalam kesulitan yang besar," katanya.

Ekspor andalan Indonesia juga anjlok karena situasi ekonomi di Cina dan melemahnya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor.

"Dengan cara apa atasi kesulitan ini? Tambah utang baru ke Bank Dunia, ADB dll? Ini justru akan memperparah keadaan. Saya mendoakan Pemerintah Presiden Jokowi punya jurus2 sakti atasi ancaman krisis ini. Sekian," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement