Senin 24 Aug 2015 03:08 WIB

Ridwan Saidi Kritisi Presiden Soal Penghapusan Wajib Bahasa Indonesia

Rep: C94/ Red: Ilham
Ridwan Saidi
Foto: Republika/Subarkah
Ridwan Saidi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budayawan Ridwan Saidi mengkritik keinginan Presiden Joko Widodo yang mengintruksikan Kemenakertran agar menghapus bahasa Indonesia bagi pekerja Asing. Menurut Ridwan, pekerja asing yang datang ke Indonesia perlu mempelajarinya dan mengetahui tentang Indonesia.

"Kalau pekerja asing tidak memiliki pengetahuan sedikit pun tentang bahasa Indonesia. Sedangkan mereka tinggal lama di sini bagaimana carannya mereka berkomunikasi," ungkapnya kepada ROL, Ahad ( 22/8)

Dia menuturkan, dari kasus sebelumnya para pekerja asing terutama asal China seringkali buang air besar di jalan seperti yang terjadi di Bayah dan Lebak. "Gimana kalau kita kasih tahu, dia tidak mengerti. Dia beraknya sembarangan masa harus kita ditimpuk," ujarnnya.

Karena itu, kata Ridwan, sepatutnya para pekerja asing mempelajari bahasa Indonesia. Hak itu berguna untuk mereka sendiri. "Kok enggak diwajibkan, gimana. Ini untuk kepentingan mereka sendiri dengan Indonesia. Tidak perlu dikaitkan dulu dengan martabat," sindir Ridwan.

Selain itu, Dia menambahkan, jika tidak terjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat dikhawatirkan akan terjadi konflik akibat kesulitan komunikasi. "Bakal terjadi konflik itu kalau mereka enggak ngerti bahasa Indonesia. Jadi pelajari saja untuk keperluan mereka," tegasnya.

Ridwan mengatakan, jika upaya tersebut untuk mendatangkan tenaga asing sebanyak-banyaknya maka tidak ada untungnya bagi Indonesia. Sedangkan, kata dia, di Indonesia sendiri masih banyak pengangguran yang kekurangan lapangan kerja dengan alasan ekonomi global.

"Di sini banyak pengangguran lalu orang asing didatangkan ke sini kan tambah susah. Itu yang saya enggak ngerti jalan berpikirnya pemerintahan sekarang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement