REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Residivis Lapas Salemba, W (32 tahun) dilaporkan mengendalikan pembobolan uang nasabah bank dari dalam lapas. Dibantu dengan tiga tersangka lainnya, selama di dalam lapas ia sedikitnya membobol Rp 400 juta.
W merupakan narapidana pembobolan bank lapas Salemba. Sebelum tertangkap pada aksi keduanya, W juga melakukan pembobolan serupa pada 2010. Ia divonis lima tahun penjara dan bebas pada Januari 2015.
Sayangnya, penjara tidak membuatnya jera. Dari balik jeruji, ia melakukan tindak pidana serupa dengan tiga rekannya yang didaulat untuk membantu aksinya.
"Jadi dia sebagai otak intelektual. Dia membeli data nasabah dan pin ATM dari sebuah website. Itu semua dia kendalikan dengan sebuah handphone dari dalam lapas," ujar Kasubdit Resmob, Direskrimum Polda Metro Jaya, Didik Sugiarto, Ahad (23/8).
Ia mengakses tiga buah website yang memang khusus menjual data dan pin ATM nasabah tertentu. Dari website tersebut ia membeli satu data seharga 300 hingga 700 US dollar sesuai dengan tingkat dan jaminan isi yang banyak dari data tersebut.
Setelah W memesan, ia mendaulat E (41) yang bertugas membayar ke website tersebut. Setelah E membayar, pihak website mengantarkan ATM serta data pin ke alamat yang telah disepakati W dan E. Setelah E mengambil paket tersebut, E langsung melakukan transaksi di ATM.
"Ada sekitar 27 ATM. Tapi karena kita mendapat laporan dari BCA, setidaknya ada tujuh ATM BCA yang dibobol oleh mereka," ujar Didik.
E pun melakukan penarikan dan menyedot sejumlah uang dari ATM tersebut. Uang hasil bobolan kemudian sebagian diberikan ke W di dalam lapas, selebihnya W dan E sepakat untuk mengolah uang tersebut melalui bisnis valas.
E kemudian mengajak M (32) dan A (34) untuk berperan sebagai penukar valas. Tak lupa W juga mendaulat S (31) yang bertugas untuk membuat data identitas baru sesuai dengan data identitas pemilik ATM. Setelah S berhasil membuat identitas baru sesuai dengan ATM nasabah, M dan A langsung bertugas menukarkan valas sesuai dengan identitas nasabah.
Setidaknya sudah lebih dari tiga tahun W dan tiga rekannya melakukan hal ini. W sendiri mengaku dengan mudah mengendalikan bisnis pembobolan uang ini dari dalam lapas. Keuntungan dari hasil pembobolan ini W belikan sebuah mobil Daihatsu Xenia.