REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menilai bila pelabuhan Pantai Kijing di Kalimantan Barat dapat mengoptimalkan waktu bongkar kontainer maka bisa menjadi bagian dari potensi ekonomi yang ada.
Presiden dalam akun twitter pribadinya @jokowi mengatakan dengan optimalisasi waktu bongkar maka volume kontainer yang bisa dilayani juga akan meningkat.
"Waiting time menurun, volume kontainer bertambah di Pelabuhan Pantai Kijing Kalbar. Bagus untuk ekonomi," kata Presiden dalam tweetnya, Sabtu (22/8).
Di sela-sela kunjungannya di Kalimantan Barat, Presiden Joko Widodo meninjau Pelabuhan Peti Kemas Pontianak di tepi Sungai Kapuas yang menjadi titik arus barang dan jasa di wilayah itu. Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo di Pelabuhan Pontianak, Sabtu, meninjau pelabuhan yang terletak di tepi Sungai Kapuas tersebut.
"Ini tidak seperti lima pelabuhan besar kita yang lain karena banyak yang domestik, jadi dua hari bongkar muat rampung. Cepat, tidak ada masalah di sini," kata Presiden.
Presiden berharap melalui Pelabuhan Pontianak yang terletak di tepi Sungai Kapuas itu arus barang dan jasa dari dan ke wilayah Kalimantan Barat diharapkan kian meningkat.
Bahkan kalau rentang waktu bongkar muat barang (dwelling time) yang selama ini jadi kendala bisa di banyak pelabuhan lain bisa dipersingkat dengan perbaikan manajemen, maka Pelabuhan Pontianak akan menjadi salah satu pelabuhan strategis di Pulau Kalimantan.
Jokowi mengatakan ke depan Pelabuhan Pontianak akan menjadi pelabuhan sungai sedangkan pelabuhan lautnya akan dipusatkan di Kijing yang ditargetkan rampung dibangun dalam dua setengah tahun ke depan.
"Kita ini mau membangun port yang baru di Kijing, di situ ada lahan 5.000 ha," katanya.
Rencananya akan dibangun pelabuhan internasional di Pantai Kijing yang menghadap langsung ke laut lepas.