Sabtu 22 Aug 2015 16:08 WIB

Kabupaten Tangerang Butuh Sumber Air Alternatif

Rep: c36/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga menggunakan mesin diesel untuk menyedot air dari sisa aliran air Sungai Cisadane di sekitar Pintu Air 10, Tangerang, Banten, Selasa (18/8).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warga menggunakan mesin diesel untuk menyedot air dari sisa aliran air Sungai Cisadane di sekitar Pintu Air 10, Tangerang, Banten, Selasa (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kabupaten Tangerang memerlukan sumber air alternatif sebagai bahan baku produksi air bersih bagi masyarakat.  Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Kerta Raharja, Rusdy Machmud, mengatakan berharap pemerintah pusat memberi perhatian terhadap sejumlah situ yang saat ini kondisinya kurang terawat.

Menurut Rusdy, ada sekitar 10 situ yang saat ini ada di Kabupaten Tangerang. Seluruh situ masih berada di bawah pengelolaan pemerintah pusat. Saat ini, mayoritas situ kurang terawat dan banyak mengalami pendangkalan. Bahkan, ada beberapa situ yang telah dimanfaatkan untuk lahan pertanian warga.

"Situ-situ yang ada sebenarnya bisa dijadikan salah satu sumber air alternatif untuk produksi air PDAM selama musim kemarau seperti ini. Sumber air alternatif penting untuk produksi air bersih secara jangka panjang," ujar Rusdy, Sabtu (22/8).

Pihaknya kini masih mengandalkan pasokan air baku dari Sungai Cisadane. Padahal, lanjut dia, debit air sungai selama musim kemarau belum bisa diandalkan. Pasokan air dari Bogor dan sekitarnya juga belum bisa menutup kekurangan air baku untuk produksi PDAM.

Hingga Sabtu, ketinggian permukaan air baku di Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Cikokol masih berada di kisaran 3 meter. Idealnya, kata Rusdy, ketinggian air baku mencapai 8,2 meter agar produksi air bersih bisa maksimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement