REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Para loyalis Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono disarankan untuk membuat buku terkait kasus Bank Century setelah aksi mengecam buku karya Misbakhun berjudul 'Sejumlah Tanya Melawan Lupa-Mengungkap 3 Surat SMI Kepada Presden SBY'.
“Bahaya kalau menyikapi sebuah buku dengan cara seperti itu. Kalau memang apa yang ditulis Pak Misbakhun soal kasus Century tidak benar, mudah saja, tinggal di-counter dengan data yang lebih kuat. Publik juga sudah pandai sehingga nanti bisa membedakan,” kata pakar hukum tata negara dari Universitas Parahyangan, Bandung, Asep Warlan Yusuf, Sabtu (22/8).
Menurutnya, Misbakhun berani menulis buku tentu juga dengan pertaruhan kredibilitas karena posisinya sebagai anggota Komisi XI DPR RI. Artinya, cetus Asep, secara logika tidak mungkin legislator gegabah menulis buku jika datanya tidak akurat dan valid.
“Ini pertaruhannya kredibilitas yang menulis,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar para pendukung SBY menyikapinya secara ilmiah juga.
“Jika para pendukung SBY membuat buku tandingan sebagai bantahan atas buku yang ditulis Misbakhun, maka buku itu tak saja akan menjadi data pembanding bagi publik dalam melihat kasus Bank Century, tetapi juga bisa menjadi informasi penting bagi penegak hukum untuk menuntaskan kasus Century,” ujarnya.
Seperti diketahui, reaksi negatif dari beberapa loyalis SBY bermunculan setelah Misbakhun menulis karya tadi. Ruhut Sitompul misalnya, dia menilai Misbakhun sedang stress berat karena program dana aspirasi tidak disetujui pemerintah.
Kemudian Herman Khaeron menilai apa yang diungkap Misbakhun dalam bukunya hanya mengira-ngira. Mantan Staf Khusus Presiden SBY, Andi Arif juga ikut memberikan komentar negatif atas buku Misbakhun.