REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri telah mengirimkan tiga anggotanya, yaitu satu ahli forensik, DNA, dan Odontologi ke Papua untuk membantu mengidentifikasi penumpang jatuhnya pesawat Trigana Air. Saat ini juga sudah dibuka posko ante mortem.
"Karena menurut data manifest, sebagian besar keluarga mereka ada di Jayapura dan sebagian lagi ada di pegunungan Bintan," ujar Kapusdokkes Polri, Brigjen Arthur Tampi saat dihubungi, Senin (17/8).
Karena itu, kata Arthur, tim bekerja di dua wilayah tersebut untuk mengumpulkan data ante mortem keluarga penumpang. Seluruh data ante mortem akan dimintai.
Langkah pertama, Arthur menjelaskan, para keluarga nantinya akan diminta sidik jari. Termasuk jika terdapat rekam jejak gigi. Kemudian tanda khusus pada tubuh.
Langkah tersebut, menurut Arthur, merupakan langkah tim untuk mempercepat identifikasi. Termasuk tim juga mengumpulkan foto dari penumpang.
"Jadi tim di lapangan mengumpulkan data post mortem dan tim lainnya mengumpulkan ante mortem untuk keduanya dicocokkan," kata Arthur.
Sebelumnya, pesawat Trigana ATR 42 PK YRN dengan nomor penerbangan IL-257 dengan rute Jayapura-Oksibil jatuh. Pesawat yang membawa 49 penumpang dengan lima kru tersebut hilang kontak pada Ahad (16/8), siang. Hingga kini proses pencari masih berlanjut.