REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan SAR Nasional (Basarnas) menjadi lembaga terdepan dalam rangka menemukan puing dan korban pesawat Trigana Air jenis ATR 42 rute penerbangan Jayapura (Sentani)-Oksibil.
Basarnas dengan seluruh komponennya diharapkan secepatnya mampu mengevakuasi pesawat dengan nomor penerbangan IL 267 yang membawa 49 orang penumpang ini. "Ini yang paling penting. Kami minta aksi tindakannya," ucap Ketua Komisi V DPR RI, Fary Djemi Francis kepada ROL, Senin (17/8).
Sejauh ini, Komisi V masih menunggu laporan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengenai penyebab terjadinya kecelakaan tersebut. Yang jelas saat ini, Basarnas, KNKT, dan Kementerian Perhubungan masih fokus pada proses evakuasi terutama dalam menemukan titik-titik jatuhnya pesawat. Setelah semuanya jelas, barulah KNKT melakukan investigasi.
"Sebelum penerbangan dilakukan, pastilah ada rekomendasi tentang cuaca oleh Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)," kata dia.
Saat ini, kata Fary, biarkan tim berfokus pada upaya pencarian pesawat dan pertolongan korban. Setelah selesai, barulah merambah pada pencarian black box untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya kecelakaan tersebut. Komisi V terus memantau perkembangan informasi yang diberikan oleh Basarnas dan Kementerian Perhubungan.
"Kami juga minta posko Trigana memberikan informasi ke keluarga para penumpang," ucap Fary.