Ahad 16 Aug 2015 02:15 WIB

Proyek Kereta Cepat Disarankan Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Emil Salim
Foto: Antara
Emil Salim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim mengatakan pemerintah perlu melakukan rasionalisasi dana riset untuk kelautan jika ingin menjadi poros maritim dunia. Menurut dia, anggaran untuk riset serba kurang.

Ia meminta pemerintah memikirkan kembali pentingnya mengeluarkan triliunan rupiah untuk pembangunan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. "Berapa banyak orang yang mau bergerak dari Jakarta-Bandung? Proyek itu memang 'seksi', tapi penting mana Rp 125 juta untuk operasi kapal riset per hari untuk mendukung poros maritim dunia dengan kereta api cepat 15 menit dari Jakarta ke Bandung?" kata Emil Salim.

Menurut dia, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), bertanggung jawab untuk mengangkat prioritas penelitian kelautan demi poros maritim dunia dengan proyek kereta api cepat tersebut. Dana yang ada, ia mengatakan tidak bisa secara simultan digunakan untuk proyek kereta api cepat dan penelitian kelautan guna mendukung tercapainya poros maritim dunia.

"Harus ada prioritas. Nah dalam prioritas itu saya cenderung pada laut bukan pada darat, karena angkutan laut dari Sabang sampai Merauke belum teratur, 'return cargo' dari Papua ke wilayah barat masih kurang," ujar dia.

Sejauh ini 80 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dikeluarkan hanya untuk wilayah Jawa, Sumatera, dan Bali. Hanya 18 persen untuk wilayah Indonesia timur. Ia kembali menegaskan bahwa tol laut sangat penting. Untuk itu pembangunan pelabuhan, depo minyak untuk melayani kapal, dan pengurangan dwelling time juga perlu dilakukan dengan diawali dengan riset kuat.

"Ini lebih penting dari pada kereta api cepat Jakarta-Bandung. Kalau ke Bandung sudah ada jalan, ada kereta api, kalau ke Merauke mana ada itu," ujar dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement