REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani berpendapat pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo menjelang HUT ke-70 Proklamasi Kemerdekaan menegaskan perlunya Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
"Pidato Presiden di depan Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI menegaskan kembali mengenai perlunya GNRM," kata Puan, Jumat (14/8).
Ia menjelaskan, dalam pidato tersebut, Presiden Joko Widodo menilai GNRM akan menyuburkan kembali nilai-nilai semangat juang, optimisme, kerja keras, kesantunan, tata krama dan memperkokoh karakter bangsa.
Selain itu, Presiden menilai GNRM akan memperkuat tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Untuk itu, kata Puan, menjadi tugas dan kewajiban bersama seluruh elemen bangsa untuk mengimplementasikan gerakan nasional tersebut guna mewujudkan Indonesia baru.
Revolusi Mental, tambah dia, mengusung tiga nilai utama, yaitu integritas, etos kerja dan juga gotong royong.
"Integritas dapat diartikan sebagai kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan apa yang diperbuat," katanya.
Sementara etos kerja dapat diartikan sebagai sebuah sikap yang berorientasi pada hasil yang terbaik. Sedangkan otong royong, kata dia, dapat diartikan sebagai sebuah keyakinan mengenai pentingnya melakukan kegiatan secara bersama-sama agar dapat berjalan efektif dan efisien.
Sementara itu, Puan menambahkan, istilah Revolusi Mental pertama kali dicetuskan oleh Presiden pertama, Soekarno dalam pidato kenegaraan memperingati Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1957.
"Semangat revolusi mental tersebut kemudian menjadi dasar bagi Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1964 untuk memperkenalkan gagasan Trisakti," katanya.