REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang peringatan hari ulang tahun kemerdekaan RI ke 70, Presiden Joko Widodo memberikan tanda kehormatan kepada puluhan tokoh yang dinilai berjasa kepada bangsa dan Negara. Salah satu tokoh yang mendapat Bintang Jasa Utama yaitu pengusaha nasional, pendiri, dan chairman Lippo Group, Mochtar Riady.
Pengabdiannya di bidang ekonomi serta jasanya diakui di tingkat nasional. Mochtar mengaku bangga menerima penganugerahan tersebut. "Ini suatu dukungan supaya saya lebih berbakti kepada bangsa dan Negara,” kata lelaki yang memiliki nama Li Wenzhen, Jumat (14/8).
Ia mengaku pengabdiannya kepada negara belum maksimal. Mochtar akan terus berjuang dan berkarya untuk memajukan sektor pendidikan dan kesehatan di Tanah Air. Menurut dia, ada kesenjangan dalam pelayanan kesehatan antara kota besar dan kota kecil, seperti di kabupaten. "Saya pikir pada suatu saat kita bisa mengisi kekosongan itu," ucapnya.
Mochtar tidak hanya dikenal sebagai sebagai banker bertangan dingin dan pengusaha kreatif. Ia juga dikenal sebagai seorang ekonom, pemikir, dan pendidik.
Di bidang perbankan, pria keturunan Cina-Indonesia ini memiliki rentang pengalaman yang panjang. Ia ikut mengembangkan Bank Kemakmuran, Bank Panin, Bank BCA, Bank Perniagaan, dan mendirikan Bank Lippo. Ia disebut bankir bertangan dingin karena kepiawaiannya dalam menyehatkan perbankan dan membuat lembaga jasa keuangan itu bertumbuh kokoh.
Selain di dunia perbankan, Mochtar memasuki bidang pendidikan dengan mendirikan Sekolah Pelita Harapan, Sekolah Lentera Harapan, dan Universitas Pelita Harapan. Di banyak wilayah tertinggal di Indonesia timur, termasuk di pedalaman Papua, Lippo membangun Sekolah Lentera Harapan.
Mochtar memiliki visi tajam dan jauh ke depan di pendidikan. Perhatiannya juga dicurahkan ke bidang kesehatan. Berawal dari RS Siloam Gleneagles di Lippo Karawaci, jaringan rumah sakit modern Siloam kini tersebar di berbagai kota di Indonesia bahkan di luar negeri. Saat ini, Lippo sudah dan sedang membangun 50 rumah sakit di Indonesia.