REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Para pendaki yang berencana memperingati Hari Kemerdekaan RI ke 70 di puncak Gunung Slamet, harus megurungnya rencananya. Kepala Pelaksanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, Priyo Satmoko menyatakan, hingga saat ini Gunung Slamet masih terlarang untuk aktivitas pendakian. ''Aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih tinggi. Pendaki masih dilarang mendaki puncak Slamet,'' katanya, Kamis (13/8).
Priyo mengaku, setiap hari masih menerima informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung mengenai aktivitas Gunung Slamet. Hingga saat ini, status gunung tersebut masih pada level Waspada (II) dengan rekomendasi yang melarang adanya aktivitas di radius 2 km dari puncak. ''Berdasarkan rekomendasi PVMBG tersebut, kami tetap menutup jalur pendaki di Dusun Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja,'' jelasnya.
Dia mengaku, sejak beberapa hari lalu memang sudah mendapat laporan dari pos pendakian di Dusun Bambangan, mengenai rencana berbagai kelompok pendaki yang akan melakukan pendakian ke puncak Gunung Slamet. Namun di pos tersebut, para pendaki sudah mendapat informasi bahwa aktivitas pendakian masih dilarang, sehingga para pendaki tersebut mengurungkan niatnya.
''Penutupan jalur pendakian tersebut, tidak hanya untuk jalur pendakian melalui pos Bambangan saja. Tapi semua jalur pendakian lain yang menuju Puncak Slamet, juga masih ditutup karena rekomendasi PVMBG masih melarang aktivitas di radius 2 km,'' jelasnya.
Untuk itu, dia meminta tidak ada pendaki yang nakal dan nekad melakukan pendakian melalui jalur manapun. ''Cari saja gunung yang aman untuk pendakian. Bila memang ingin memperingati Hari Kemerdekaan RI di puncak gunung, masih ada gunung lain yang aman untuk didaki. Jangan nekad yang justru akan membahayakan diri sendiri,'' katanya.
Petugas pemantau Gunung Slamet di pos pemantau Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, menyatakan puncak Gunung Slamet masih berbahaya untuk didekati. ''Sejak beberapa hari terakhir, aktivitas gunung Slamet cenderung meningkat meski masih pada level Waspada. Masih sering terjadi gempa hembusan dan letusan di puncak Slamet,'' katanya.