REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Praktisi pendidikan di Kota Bogor mengimbau adanya sinergi kontribusi seluruh elemen untuk penanggulangan kasus kekerasan terhadap anak yang marak terjadi di Kota Hujan.
Imbauan itu disampaikan guru bimbingan konseling (BK) SMP Bina Insani Bogor, Putri Ria Angelina. Perempuan yang telah 10 tahun berkecimpung dalam konseling anak tersebut mengatakan, sinergitas penting agar kasus yang berlarut itu bisa diminimalisir.
"Saya selaku guru BK tidak bisa bergerak sendirian," kata Putri yang menyelesaikan studi sarjana dan masternya di bidang konseling, Rabu (12/8).
Putri menyampaikan, keluarga, negara, bahkan media perlu sejalan dengan usaha para pendidik di sekolah. Kebijakan terkait hal itu di lingkup pusat dan daerah juga berperan penting.
Perempuan berusia 30 tahun itu mencontohkan, aksi sigap yang harus selaras untuk mencegah dan menanggulangi kekerasan atau pelecehan terhadap anak. Ia sebagai konselor dapat melayani konsultasi psikologis, sekolah dan keluarga menciptakan lingkungan kondusif, dan pemerintah memberikan filter melalui aplikasi regulasi.
Media massa dan industri hiburan, sementara itu, bisa berperan dengan menghadirkan arus informasi edukatif. Putri menyayangkan, masih banyak media yang kontadiktif dan kontraproduktif.
"Pada satu sisi membicarakan motivasi dan pembentukan karakter tapi di sisi lain menawarkan gaya hidup tidak baik," ujarnya.