REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi angkutan umum DKI Jakarta masih jauh dari harapan. Problem ini menjadi persoalan penting dari sekian permasalahan yang harus segera diselesaikan di ibu kota.
Angkutan umum dan kondisi lalu lintas menjadi satu kesatuan yang sulit dipisahkan. Indonesia Traffic Watch (ITW) menilai kesemrawutan serta rendahnya kesadaran tertib lalu lintas masyarakat memicu terjadinya kecelakaan.
"Kemacetan lalu lintas sangat serius karena sudah menghambat aktivitas dan kreativitas masyarakat, tetapi pemerintah sepertinya menjadikan ini hal biasa," kata Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan, Sabtu (8/7).
Padahal, Edison melanjutkan, lalu lintas dan angkutan itu merupakan urat nadi kehidupan yang memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian serta taraf hidup masyarakat. Apalagi lalu lintas itu adalah potret modrenisasi dan cermin budaya bangsa.
Menurutnya, upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membenahi lalu lintas belum maksimal dan kurang fokus. Bahkan, sejumlah kebijakan Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) sering menuai pro kontra yang tentu menguras energi.
"Misalnya seperti larangan sepeda motor melintas di jalan Thamrin. Kemudian Ahok melontarkan berbagai wacana, di tengah pembangunan MRT yang menimbulkan kemacetan, dan belum pasti kapan selesainya," ucap Edison.