REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Grup Penelitian dan Pengembangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Togar Siallagan mengimbau masyarakat jangan mendaftar menjadi peserta saat sudah sakit.
"Perlu ada edukasi sejak dari hulu supaya masyarakat mendaftar sedini mungkin. Kalau sakit baru mendaftar, akan memberatkan BPJS Kesehatan," kata Togar Siallagan di Jakarta, Kamis (6/8).
Togar mengatakan prinsip gotong royong akan tercipta bila kesadaran masyarakat untuk mendaftar BPJS Kesehatan saat masih sehat, bukan setelah sakit, sudah tercapai. "Prinsip gotong royong dalam penyelenggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah yang sehat membantu yang sakit, yang muda membantu yang tua," tuturnya.
Togar mengungkapkan, pada enam bulan pertama, BPJS Kesehatan mengalami defisit akibat klaim yang masuk lebih banyak dari pasien yang mendaftar saat sudah tergeletak di rumah sakit. Mayoritas pasien berobat di kelas I dan kelas II.
Meskipun terjadi defisit, karena klaim dari rumah sakit lebih besar daripada dana yang berhasil dihimpun BPJS Kesehatan dari iuran peserta, tetapi Togar mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir.
"BPJS tidak akan bangkrut karena defisit akan menjadi beban pemerintah. Kekurangan dana BPJS Kesehatan akan ditalangi oleh pemerintah," katanya.
Togar menjadi salah satu pembicara dalam Diskusi Panel "Peta Permasalahan Jaminan Kesehatan Masyarakat" yang diadakan di Hall Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Selain Togar, pembicara lainnya adalah perwakilan Dokter Indonesia Bersatu Yadi Permana, Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan Donal Pardede, pemerhati JKN Prof Sulastomo dan salah satu konseptor JKN Prof Hasbullah Thabrany. Pembicara kunci dalam diskusi panel tersebut adalah Ketua Dewan Pers Prof Bagir Manan.