REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis kondisi kabut asap di Provinsi Riau hingga Kamis (30/7) sore. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kondisi kabut asap di Provinsi Riau tanggal 30 Juli 2015 pukul 16.00 WIB sebanyak 21 titik.
Rinciannya, Bengkalis tiga, Dumai dua, Indragiri Hilir dua, Indragiri Hulur tujuh, Kampar satu, Kansing satu, Pelalawan empat, dan Rohil satu. “Info jarak pandang tanggal 30 Juli 2015 pukul 16.00 WIB yaitu Pekanbaru lima kilometer dengan asap, Dumai tujuh kilometer, Rengat tujuh kilometer,” katanya kepada Republika, Kamis (30/7).
Level Confidence lebih dari 70 persen atau sama dengan tujuh. Yaitu Kuansing satu dan Inhu tiga. Untuk mengatasi kabut asap, kata dia, kuncinya adalah pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Dia menambahkan, Presiden Joko Widodo memerintahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) koordinator dan penanggung jawab karhutla secara nasional. Kepala daerah yang memimpin upaya penanggulangannya di daerahnya. BNPB sifatnya membantu Kementerian LHK dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam penanganan karhutla.
“Namun, kami telah mengerahkan dua pesawat terbang untuk operasi hujan buatan di Riau dan Sumsel,” katanya.
Pihaknya juga menyewa helikopter berkapasitas besar untuk pemboman air dan ditempatkan di Riau dua unit yaitu heli Sikorsky dan MI-171 dan di Palembang satu unit yang sekali terbang mampu mengangkut 4.500 liter air untuk water bombing.
BNPB juga mengaku masih mengusahakan pinjam pesawat untuk hujan buatan di Kalimantan yang operasionalnya dilakukan BPPT. Begitu pula sewa pesawat dan heli ditambah sesuai permintaan pemerintah daerah (pemda) dan ancaman karhutla yang ada.