Ahad 26 Jul 2015 09:19 WIB

Hasil Tangkapan Ikan Nelayan Penajam Turun 50 Persen

Tim yang terdiri dari 30 relawan pergi dari pantai ke pantai dengan empat perahu nelayan.
Foto: Ula Majewski
Tim yang terdiri dari 30 relawan pergi dari pantai ke pantai dengan empat perahu nelayan.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Ahmad Usman menyebutkan hasil tangkapan nelayan daerah setempat periode Januari-Juni 2015 mengalami penurunan hingga 50 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Dalam dua dua bulan terakhir nelayan hanya mampu menghasilkan 215 ton ikan saja dibanding periode sama tahun 2014 di mana nelayan mampu menghasilkan tangkapan sekitar 500 ton ikan," ucap Ahmad Usman di Penajam, Sabtu (26/7).

Dengan menurunnya tangkapan nelayan tersebut menyebabkan meningkatnya harga ikan di pasar Penajam Paser Utara. Saat ini kata Ahmad Usman, aktivitas nelayan pada umumnya beralih pada kegiatan budidaya rumput laut serta mengelola kebun kelapa milik mereka. "Untuk sementara, sebagian mereka beralih pekerjaan dengan jadi pedagang pemasok kelapa muda," ujarnya.

"Kebetulan, sebagian besar nelayan di Penajam Paser Utara yang jumlahnya mencapai 2 ribu orang, punya kebun kelapa. Kami berharap, cuaca cepat membaik agar mereka bisa kembali melaut sehingga produksi ikan bisa naik lagi," ungkap Ahmad Usman.

Sementara, salah seorang nelayan di Pantai Lango, Fahmi mengakui, para nelayan takut melaut akibat cuaca buruk yang mengakibatkan tingginya gelombang laut sehingga dapat mengancam keselamatan mereka. "Dalam dua bulan terakhir ini, gelombang laut cukup tinggi, sehingga sebagian besar nelayan memilih untuk tidak melaut karena risikonya terlalu besar," kata Fahmi.

"Saat gelombang tinggi seperti ini, kami memanfaatkan waktu untuk merawat perahu dan alat tangkap, seperti memperbaiki bagian perahu yang rusak atau mengecat ulang dan menjahit jala," ujarnya.

Cuaca buruk buruk yang mengakibatkan tingginya gelombang laut tersebut, lanjut Fahmi, disebabkan musim angin selatan. Dalam kondisi gelombang tinggi dengan perahu nelayan yang kebanyakan berukuran kecil lanjut dia, tidak ada yang bisa dilakukan para nelayan selain istirahat.

"Jika kapal lebih besar kami bisa melaut lebih jauh dan menangkap ikan lebih banyak serta tidak tergantung dengan cuaca. Tapi semuanya kembali kepada modal dan itulah kesulitan kami sekarang," ungkap kata Fahmi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement