Sabtu 18 Jul 2015 17:35 WIB
Pembakaran masjid

Neta S Pane: Insiden Tolikara Permalukan Presiden Jokowi

Rep: C20/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Prisidium Indonesian Police Watch, Neta S Pane (kiri)
Foto: Republika/Tahta Adilla
Ketua Prisidium Indonesian Police Watch, Neta S Pane (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Police Watch (IPW) menilai penyerangan oleh kelompok massa terhadap Muslim yang sedang melakukan shalat Idul Fitri di Tolikara, Papua sangat keji. Hal itu juga sangat mempermalukan Presiden Joko Widodo.

Ketua Presidium IPW Neta S Pane menilai, tindakan itu semata-mata bukan sekedar masalah pertikaian antar kelompok. Menurut dia, ada tujuan lain yang lebih besar yang ingin ditunjukkan para pelaku.

"Lagi shalat Idul Fitri, masjid yang sedang digunakan dibakar, ini tindakan keji. Perbuatan ini juga sengaja dilakukan untuk mempermalukan Jokowi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu,” kata Neta di Jakarta, Sabtu (18/7).

Neta melanjutkan, kelompok itu sengaja mengacak-acak Papua karena beberapa alasan. Yang pertama adalah kedekatan Jokowi dengan Papua. "Jokowi merasa dekat dengan Papua yang dibuktikan dengan kedatangan Jokowi beberapa kali ke sana," ujar Neta.

Kedua, Istri Jokowi yang bernama Iriana, menurut dia juga memiliki sejarah dengan Papua. “Bapaknya Iriana adalah salah satu orang yang ikut dalam Operasi Mandala yang dipimpin Soeharto, dan Iriana dilahirkan ketika bapaknya sedang bertugas di sana, makanya dia dinamakan Iriana yang diambil dari nama Irian Jaya, nama Papua di era setelah perang kemerdekaan," kata Neta.

Dia menambahkan, pembakaran masjid tentunya juga akan mempertaruhkan citra Jokowi. Terlebih, menurut Neta, kejadian di Papua yang berada di ujung timur Indonesia itu bertepatan dengan kehadiran Jokowi di Aceh yang terletak di provinsi paling barat di Indonesia.

”Jokowi lagi berada di ujung barat Indonesia, kejadian di ujung timur Indonesia. Jadi ini bukan masalah keamanan tapi ada kelompok yang ingin situasi memanas dengan mempermalukan Jokowi,” ujar Neta.

IPW mendesak untuk melakukan investigasi secara menyeluruh terkait insiden penyerangan itu. IPW juga menegaskan agar polisi dapat melakukan tindakan hukum kepada pelaku penyerangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement