Kamis 09 Jul 2015 17:50 WIB

Arus Mudik di Bandara Sultan Hasanuddin Mulai Meningkat

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bandara Sultan Hasanuddin.
Foto: Ist
Bandara Sultan Hasanuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pertumbuhan arus mudik di bandara Sultan Hasanuddin Makassar mulai memperlihatkan peningkatan. Melonjaknya arus mudik terasa sejak H-15 menjelang hari raya Idul Fitri.

Humas Angkasa Pura Bandara Sultan Hasanuddin Rio Hendarto mengatakan, arus keberangkatan dari Makassar menuju luar Sulawesi seperti pulau Jawa dan Kalimantan lebih banyak dari mereka yang datang ke Makassar.

Dari H-15, keberangkatan dari bandara Sultan Hasanuddin mencapai 116 pesawat dengam membawa total 13.807 penumpang.

Data ini meningakat dari tahun lalu di tanggal yang sama sebesar 7,29 persen untuk jumlah penumpang. Pada H-9, Rabu (8/7), aktivitas keberangkatan terus naik mencapai 125 pesawat dengan jumlah 16.287 penumpang. Jumlah penumpang ini meningkat 13,73 persen dari tahun lalu.

"Meski disebut perekonomian sedang turun. Tapi jumlah penumpang saat ini meningkat cukup signifikan," ujar Rio, Kamis (9/7).

Untuk kedatangan di Bandara Sultan Hasanuddin pada H-15 mencapai 122 penerbangan dengan jumlah penumpang 9.875. Sedangkan pada H-9 penerbangan mencapai 130 pesawat yang mengangkut 12.024 penumpang. Jumlah ini meningkat mencapai 9,8 persen dari tahun 2014.

Sementara, kegiatan di terminal yang berada di Makassar terbalik 180 derajat. Sampai H-8, keadaan di Terminal Maliengkeri salah satu terminal besar di kota Makassar masih sepi pengunjung. Seorang supir angkutan antar daerah, Burhanuddin mengatakan, penumpang masih jarang terlihat di Terminal Daya. Padahal biasanya mulai dari H-10 Lebaran penumpang mulai banyak.

"Sekarang sudah banyak yang menggunakan kendaraan sendiri maupun merental mobil atau pakai sepeda motor," ujar Burhanuddin.

Supir yang telah mencari nafkah di Terminal Malengkeri sejak puluhan tahun itu juga menyebut, di Makassar sekarang banyak terminal bayangan dan mobil berplat hitam yang menjadi angkutan umum. Hal tersebut membuat keberadaan terminal terabaikan. Hasilnya penumpang tidak lagi menggunakan terminal dan bis di dalamnya untuk bepergian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement