Senin 06 Jul 2015 11:31 WIB

Angkut Penumpukan Penumpang, Garuda Gunakan Pesawat Besar

Rep: C20/ Red: Djibril Muhammad
Pesawat milik maskapai Garuda Indonesia parkir di Terminal 2 Bandara Internsional Soekarno-Hatta, Banten, Ahad (29/6).
Foto: Republika/Wihdan H
Pesawat milik maskapai Garuda Indonesia parkir di Terminal 2 Bandara Internsional Soekarno-Hatta, Banten, Ahad (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGGERANG -- Sebanyak 80 penerbangan maskapai Garuda Indonesia mengalami keterlambatan karena kebakaran yang terjadi di terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta. Akibatnya, ratusan calon penumpang mengalami penumpukan di ruang check in terminal 2E.

Direktur Utama Garuda Arif Wibowo‎ di Kantor Angkasa Pura II mengatakan untuk mengatasi penumpukan tersebut, Garuda menggunakan pesawat Boeing 747-400 berbadan lebar. Arif mengatakan pesawat tersebut dapat mengangkut sekitar 420 penumpang.

"Kami memberlakukan penggabungan penerbangan bagi penumpang yang tujuannya sama. Tiga jadwal penerbangan yang sudah digabungkan sementara ini, yakni yang bertujuan Surabaya dan Denpasar," kata Arif di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Senin (6/7).

Arif menjelaskan para penumpang yang tadinya menggunakan pesawat Boeing 737 diganti dengan Boeing 747 -400 yang memiliki kapasitas penumpang lebih besar. Arif menambahkan, pesawat yang sebelumnya mengangkut sekitar 160 penumpang kini menjadi 420 penumpang.

"Week end ini pasti penuh, eskalasi delay pasti terpengaruh," ujar Arif.

Arif mengatakan dengan penggabungan penerbangan tersebut, penumpukan penumpang dapat diminimalisir. Namun, Arif mengakui masih ada beberapa penerbangan yang belum dapat dilakukan. Arif juga mengatakan sejumlah perawatan elektronik seperti conveyor belt dan pendingin ruangan masih belum berfungsi.

"Yang jadi masalah saat melakukan check in secara manual dan membuat jadwal penerbangan menjadi terlambat," kata Arif.

Sebelumnya, kebakaran melanda terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Ahad (5/7). Kebakaran itu menyebabkan seluruh aktivitas di terminal 2E dan penerbangan di bandara mengalami keterlambatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement