REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tokoh nasional, HS Dillon, mengatakan, salah satu elemen penting dalam revolusi mental adalah mengkoreksi secara mendasar pendekatan dan praktik pembangunan ekonomi nasional. Itu bisa diwujudkan jika Presiden Joko Widodo menyusun tim ekonomi yang konsisten dengan semangat Nawa Cita dan Trisakti.
"Perekonomian Indonesia bisa membaik dan bahkan lebih baik dari masa-masa sebelumnya bila Presiden Jokowi memasukkan ekonom-ekonom yang memiliki pengalaman luas, pekerja keras, juga jujur dan antikorupsi," kata Dillon yang pernah menjadi utusan khusus presiden bidang penanggulangan kemiskinan (2011-2014) itu, Ahad (5/7).
Mantan anggota Komnas HAM tersebut mengatakan, penting bagi publik ikut mencermati proses perombakan kabinet yang sedang menjadi wacana saat ini. Dia mengatakan, semua nama yang belakangan beredar di lantai bursa tim ekonomi pada dasarnya memiliki kemampuan yang sama.
"Saya mengenal Darmin Nasution dan Chatib Basri, juga Rizal Ramli dan Bambang Brodjonegoro. Semuanya orang baik dan punya integritas," kata Dillon.
Namun, lanjut Dillon, kombinasi Rizal Ramli dan Bambang Brodjonegoro memiliki kelebihan khas dibandingkan pasangan Darmin Nasution dan Chatib Basri.
Rizal Ramli yang pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid pernah menjadi Ketua Bulog, Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan itu memiliki pemahaman ekonomi struktural dan ekonomi kerakyatan. Di sisi lain, kemampuan ekonomi makronya tidak kalah dengan tokoh lain.
Selaian itu, di mata Dillon, Rizal Ramli sosok yang berani melawan sistem yang tidak adil dan merugikan kepentingan nasional. Selama menjabat sebagai menteri di era Gus Dur, sambungnya, Rizal Ramli berani memperjuangan kepentingan nasional dalam negosiasi dengan lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia dan IMF.
Adapun Bambang Brodjonegoro, tambah Dillon, dikenal sebagai adalah sosok jujur dan pekerja keras. "Kombinasi Rizal dan Bambang diharapkan dapat menaikkan performa ekonomi kita," kata pakar pertanian tersebut.