REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Fuad Basya, mengatakan jam penerbangan pesawat Hercules masih panjang. Pesawat Hercules yang dimiliki oleh TNI belum saatnya memasuki masa istirahat.
"Jam penerbangan pesawat-pesawat Hercules yang dimiliki TNI masih panjang. Artinya, masih jauh dari batas maksimal atau belum saatnya diistirahatkan. Hal itu sebenarnya juga berlaku bagi pesawat Hercules C-130 yang jatuh pada Selasa (30/6)," jelas Fuad saat dihubungi ROL, Rabu (1/7).
Batas maksimal jam penerbangan pesawat Hercules sekitar 38.000 jam terbang. Saat ini, pesawat-pesawat tersebut baru menempuh sekitar 18.000 jam terbang.
Dirinya menegaskan, sebelum dinyatakan memasuki masa istirahat sebuah pesawat harus mencapai batas maksimal jam terbang di atas. Jika belum, maka pesawat masih bisa digunakan.
“Meski dibuat pada 1964 dan 1970-an, tetapi ada perawatan rutin dan penggantian suku cadang pesawat. Badan pesawat juga disempurnakan sehingga kondisinya masih prima untuk melakukan tugas rutin,” lanjut Fuad.
Meski begitu, pihaknya bersedia jika DPR akan memberi tambahan anggaran untuk memperbaharui pesawat yang ada di TNI. “Tetapi kami menyadari ada banyak kebutuhan lain yang menuntut skala prioritas pembiayaan anggaran tersebut. Kami mencoba realistis dengan tetap memanfaatkan sarana yang ada," tutur Fuad.