Ahad 28 Jun 2015 07:16 WIB

Din: Terorisme tak Selesai Jika Diselesaikan dengan Pertumpahan Darah

Ketua Umum PP Muhammadiyah Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Foto: UMM
Ketua Umum PP Muhammadiyah Muhammadiyah Din Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, ideologi Pancasila sejalan dengan prinsip-prinsip Islam. Karena itu, ia mengingatkan, penyelesaian radikalisme dan terorisme tidak bisa dengan cara kekerasan.

“Terorisme di Indonesia tidak akan selesai jika diselesaikan dengan pertumpahan darah. Sudah saatnya menyelesaikan kasus terorisme dengan cara Indonesia,” kata Din dalam Kajian Ramadhan 1436 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu (27/6).

Dalam pemaparannya di hadapan lebih dari tiga ribu perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Jatim, Din menyatakan, umat Islam jangan mau bila ada yang berusaha membenturkan dengan paham Pancasila yang akhir-akhir ini mulai dilupakan.

Padahal, lanjut dia, banyak negara yang mulai mengadopsi Pancasila sebagai acuan dalam memecahkan persoalan, mulai agama (keyakinan, perekonomian dan masalah-masalah sosial.mengingatkan bahaya radikalisme yang mengancam keutuhan bangsa Indonesia.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan, radikalisme semacam gerakan ISIS dapat mengancam stabilitas dunia karena anggotanya berasal dari berbagai belahan dunia, mengancam Hak Asasi Manusia (HAM), juga mengakibatkan Islam versus Islam.

Menurut dia, peran masyarakat terutama organisasi masyarakat (ormas) Islam, seperti Muhammadiyah ini diperlukan untuk meluruskan kembali ideologi-ideologi masyarakat yang sudah terkena ideologi radikalisme atau biasa diistilahkan dengan deradikalisasi.

“Buat yang belum terkena ideologi radikalisme maka sejak dini di dalam keluarga perlu dilakukan pencegahan. Misal kepada anak-anak sejak dini diberi aktivitas yang positif seperti diberi les atau keolahragaan,” ujar Badrodin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement