Selasa 23 Jun 2015 15:57 WIB

Akibat Kekeringan, 10 Ribu Hektare Sawah Belum Bisa Ditanami

Rep: Lilis Handayani/ Red: Ilham
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Minimnya debit air di saluran irigasi yang diperparah dengan tidak adanya hujan membuat sebagaian areal pertanian di Kabupaten Indramayu tak bisa ditanami padi. Para petani pun pasrah dan memilih menelantarkan lahan mereka.

 

Berdasarkan pantauan Republika, areal pertanian yang belum ditanami di antaranya di sejumlah desa di Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Balongan, Losarang, Kandanghaur, Patrol, dan Sukra. Areal sawah di daerah itu mengering dan hanya ditumbuhi rerumputan kering dan sisa panen musim penghujan lalu.

 

‘’Ya ada sekitar 10 ribu hektare areal pertanian yang saat ini masih menunggu hujan untuk bisa ditanami,’’ ujar Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Takmid, Selasa (23/6).

 

Takmid menjelaskan, target tanam padi pada musim kemarau 2015 di Kabupaten Indramayu mencapai 110.270 hektare. Hingga saat ini, realisasi tanam baru sekitar 80 ribu hektare sehingga masih ada 30 ribu hektare lagi yang belum tanam.

 

Takmid menambahkan, dari 30 ribu hektare yang belum tanam itu, 20 ribu hektare di antaranya kemungkinan masih bisa tanam karena mendapat pengairan dari Waduk Jatiluhur. Sedangkan 10 ribu hektare lainnya, hanya bisa tanam jika masih ada hujan yang turun.

 

‘’(Lahan 10 ribu hektare) itu berada di daerah irigasi golongan IV (ujung saluran irigasi) sehingga susah mendapat pasokan air yang cukup dari irigasi,’’ terang Takmid.

 

Takmid mengakui, saat ini mereka lebih mengupayakan untuk menyelamatkan areal persawahan yang sudah ditanami padi agar tidak mengalami puso (gagal panen). Caranya dengan pompanisasi atau pemanfaatan air tanah dalam. Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan aparat keamanan soal pembagian jadwal gilir giring air untuk seluruh daerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement